Riau Online, Pekanbaru - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Hanura Sayed Junaidi Rizaldi meminta penyebar informasi 7 Kontainer berisi surat suara yang sudah dicoblos untuk bisa berpikir jernih sebelum berkicau di sosial media.
Pasalnya, kicauan ini sudah meresahkan masyarakat di saat tahun politik seperti sekarang ini.
"Kita harus pakai pikiran jernih, tidak mungkin barang itu bisa dicoblos dulu. Kan nanti ada C1 dan saksi, dan ada absen," kata politisi yang akrab disapa Pak Cik ini, Kamis, 3 Januari 2019.
Baca Juga :
Pilpres 17 April, Sandiaga: Kita Akan Sambut Kemenangan Ini
Kisruh Tagar Jelang Pilpres 2019, PWNU Riau Turun Tangan
Menurut Sayed yang kini menjadi anggota DPRD Riau, tidak mungkin surat suara pada Pemilu 2019 mendatang bisa diakali dengan cara memalsukan surat suara yang sudah dicoblos terlebih dahulu.
"Tidak mungkin bisa diakali dengan dicoblos dulu, dihitung kemudian, penyebar hoax ini kok tidak paham persoalan begitu," tuturnya.
Pak Cik bahkan menganalogikan penyebar hoax ini seperti "Dajjal" yang menyebarkan fitnah dan membuat resah serta gaduh di kalangan masyarakat.
"Dia ini mau membuat negara kacau, gaduh, sama dengan Dajjal. Dajjal zaman now. Masyarakat resah, Pilpres jadi gaduh. Ntar masyarakat tidak percaya dengan KPU, masyarakat saling tidak percaya," pungkasnya.
Sebelumnya, informasi 7 Kontainer berisi kotak suara ini bermula dari cuitan Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat Andi Arief. Dia menyebut adanya surat suara yang sudah dicoblos, dalam 7 kontainer di Tanjung Priok, Jakarta, Rabu 2 Januari 2019 kemarin.
Akan tetapi, saat dicek kembali, cuitan Andi yang sempat viral itu sudah tidak ada. Andi mengaku cuitan itu tak sengaja terhapus. Namun tangkapan layar (screen capture) cuitan di akun Facebook milik nya itu sudah tersebar.