Hingga September 2018, 500 Kasus Pembunuhan Terjadi di Indonesia

Ilustrasi-pembunuhan.jpg
(Net)


RIAU ONLINE - Kasus pembunuhan yang dilatarbelakangi sakit hati atau tersinggung marak terjadi. Data kepolisian mencatat, sekitar 500 kasus pembunuhan terjadi hingga September 2018, yang diantaranya disebabkan oleh ketersinggungan.

"Sampai September kemarin, kasus pembunuhan sekitar 500, harus didalami dulu datanya," ucap Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, melansir detikcom, Kamis, 22 November 2018.

Namun, Dedi belum mengungkap jumlah kasus pembunuhan yang disebabkan sakit hati dari 500 kasus pembunuhan itu. Menurutnya, butuh peninjauan kembali apakah motif sakit hati atau tersinggung menjadi yang dominan.

Dedi mengatakan pencegahan pembunuhan dengan motif sakit hati sulit untuk dihilangkan. Diperlukan untuk melibatkan tokoh-tokoh selain dari Polri.



"Susah juga. Perlu pendekatan masyarakat bisa kendalikan emosi. Pendekatan agama, itu pendekatan efektif untuk pengendalian diri. Peran lingkungan, tokoh formal. Pendekatannya harus pendekatan agama," ucap Dedi.

Dalam dua pekan ini saja, sudah terjadi dua kali pembunuhan atas dasar sakit hati. Polri pun akan menggerakkan Bina Masyarakat untuk terjun ke masyarakat guna mensosialisasi hidup rukun.

"Dari Bhabinkamtibmas, Kanit Bimas, Kasat Bimas akan banyak terjun ke RT/RW mensosialisasikan hidup rukun, tidak mudah terpancing emosi, dan mempererat tali silaturahmi," tuturnya.

Seperti diketahui, dalam waktu yang hampir berurutan, terjadi dua pembunuhan di wilayah hukum Polda Metro Jaya dengan motif sakit hati. Peristiwa pertama terjadi pada Senin (12/11) di Bekasi, Jawa Barat. Haris Simamora membunuh satu keluarga karena sakit hati sering dianggap tidak berguna.

Selain itu, sepasang kekasih dengan inisial Y (24) dan NR (17) membunuh Ciktuti Iin Puspita pada Selasa (20/11) malam, di Mampang, Jakarta Selatan. Pembunuhan ini diawali dengan cekcok korban dengan NR soal tips pemandu lagu.