RIAU ONLINE - Prabowo Subianto mengklaim dirinya menjadi salah satu orang yang meminta Soeharto mundur dari kursi Presiden RI saat krisis moneter 1998. Calon Presiden nomor urut 02 itu menegaskan lebih setia pada negara dan bangsa.
"Waktu di saat kritis, saya termasuk menyarankan Pak Harto, lebih baik Pak Harto turun dengan baik daripada harus melawan kehendak rakyat Indonesia. Waktu itu saya menempatkan kesetiaan saya pada negara dan bangsa, tak pada keluarga," kata Prabowo, melansir VIVA, Senin, 5 November 2018.
Ia mengatakan, saat aktif sebagai tentara, ia bersama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan tokoh-tokoh TNI yang membawa ABRI keluar dari politik. Kala itu, ia menjabat sebagai Panglima Kostrad.
Baca Juga: Candaan 'Tampang Boyolali' Berbuntut Panjang, Prabowo Bilang Begini...
"Ini imbauan saya pada seluruh aparat. Kekuasaan itu amanah dan kekuasaan-kekuasaan akan datang dan pergi," kata Prabowo.
Prabowo juga mengingatkan agar jangan sampai kehilangan perasaan mencintai pada rakyat. "Yang penting jangan sampai kita kehilangan hormat cinta pada rakyat," kata Prabowo.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id