RIAUONLINE, JAKARTA - Pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2018 sudah ditutup. Badan Kepegawaian Negara (BKN) mencatat ada sekitar 3,6 juta orang yang berhasil mendaftar. Padahal ada 4,4 juta orang yang memiliki akun.
Jumlah ini pun masih jauh dari target yang diperkirakan BKN. Sebab menurutnya, BKN memperkirakan jumlah pelamar CPNS 2018 kali ini sekitar 6 hingga 8 juta orang.
Fenomena apakah ini? Apakah kelompok milenial semakin kurang berminat untuk menjadi PNS?
"Jumlah akun pelamar final yang tercatat sejumlah 4,4 juta lebih sedikit dari yang kami perkirakan 6 sampai 8 juta. Kami mengasumsikan waktu dikasih 50.000 formasi, yang daftar 2 juta. Kalau 200 berarti targetnya 4 kali lipat ternyata enggak linier," ujarnya Kepala Biro Humas BKN, Mohammad Ridwan dikutip dari Okezone.com, Rabu 17 Oktober 208.
Menurut Ridwan, melesetnya jumlah pelamar kemungkinan karena sedikitnya minat generasi milenial untuk menjadi PNS. Sebab menurutnya, saat ini banyak sekali generasi milenial yang justru tertarik untuk bekerja di perusahaan startup.
"Ini baik juga (meleset dari target) karena teman-teman milenial menghasilkan startup company," ucapnya.
Selain itu lanjut Ridwan, alasan lainnya adalah karena masalah data kependudukan. Menurut Ridwan, beberapa pelamar yang gagal daftar karena tidak sesuainya Nomor Induk Kependudukan dan Kartu Keluarga.
Yang uniknya, mereka yang mengalami masalah ini seakan pasrah terhadap keadaan. Mereka seperti enggan mengurus kembali persyaratan tersebut karena difikirnya akan memakan waktu lama dan rumit.
"Dari awal sudah sampaikan agar yang enggak beres itu diselesaikan dulu event itu perbedaan nama dulu. Bukan masuk dapat alamatnya kosong nangis-nangis minta riset. Jadi ada temen temen yang tidak terlalu tegar," jelasnya.
Di samping itu adapula yang disebabkan karena kesalahan sang pelamar itu sendiri. Beberapa kasus pelamar ada yang salah dalam mengisi nomor ijazah, hingga mengisi tanggal lahir.
"Kedua kesalahan mereka sendiri. Pilihan jenis kelamin pake default bottom. Banyak juga kesalahan data tanggal lahir di ijazah," ucapnya.
Dan terakhir adalah sedikitnya literasi membaca dari para pelamar. Menurut Ridwan, seluruh arahan semuanya sudah tersedia dalam website SSCN, namun sebagain orang justru kembali bertanya dan bertanya tanpa membacanya terlebih dahulu.
"Kesulitan yang ketiga teman-teman milenial mereka adalah tingkat literasi yang kurang. Padahal udah dijelaskan. Tapi Alhamdulillah kita sudah dibantu netizen. Yang saya ingat adalah ketika dia tidak tahu," kata Ridwan.
Tulisan ini sudah tayang di Okezone.com dengan judul "Pelamar CPNS Jauh dari Target, Milenial Lebih Pilih Kerja di Startup?"
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id