RIAU ONLINE - Langit Kota Palu, Sulawesi Tengah sempat ditutupi sekumpulan burung saat gempa dan tsunami melanda pada Jumat, 28 September 2018. Lindu dan air bah itu melumpuhkan Kota Palu.
Ciya (41), salah satu korban gempa, mengungkap betapa mencekamnya Kota Palu saat gempa dan tsunami itu terjadi. Ia mengaku melihat kawanan burung dalam jumlah yang sangat banyak menutupi langit Kota Palu saat tsunami datang.
"Saya sempat takut, ketika kejadian itu langit sempat gelap, itu burung menutupi langit. Jadi pas tsunami itu burung-burung menutupi langit, ya Allah ngeri lah," tutur Ciya di tenda pengungsian di Rumah Dinas Gunernur Sulawesi Tengah, mengutip Suara.com, jaringan RIAUONLINE.CO.ID, Minggu, 30 September 2018.
Ciya menyebutkan, korban jiwa terbanyak berada di Pantai Talise. Sebab saat gempa dan tsunami melanda, di Pantai Talise tengah digelar festival Pesona Palunomoni.
Baca Juga Kisah Nurul Dua Hari Terjebak Kubangan Lumpur Gempa Palu
"Ada acara itu di Palulomoni di Pantai Talise, paling banyak korban di sana. Banyak sekali mayat," kata dia.
Ciya bahkan sampai terpisah dengan kedua anak dan suaminya. Ketika itu, dirinya tengah berada di kantor tempatnya bekerja. Sementara, kedua anaknya berada di rumah dan suaminya berada di Poso.
Ciya yang khawatir kemudian meminta diantar pulang oleh temannya ke wilayah Besusu Tengah, Kota Palu. Kekhawatirannya makin memuncak kala Ciya menyaksikan banyak orang-orang tergeletak tertimpa reruntuhan bangunan. Apalagi, rumahnya juga tidak jauh dari Pantai Talise.
Klik Juga Pilu Warga Palu, Mengendus Bau Mayat Demi Temukan Anggota Keluarga
"Ke rumah jemput anak saya, langsung saya bawa ke pengusian di bandara, bandaranya penuh, terus akhirnya kita mengungsi ke rumah dinas gubernur," tuturnya.
Berita ini sudah tayang di Suara.com, dengan judul Cerita Ribuan Burung Tutupi Langit Kota Palu Saat Tsunami Melanda
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id