Rebutan Lumbung Suara Tanah Minang antara Jokowi dan Prabowo

Pelukan.jpg
(Merdeka.com)


RIAU ONLINE - Salah satu provinsi yang akan menjadi fokus utama tim pemenangan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno adalah Sumatera Barat.

Pada Pilpres 2014 lalu, Prabowo yang kala itu berpasangan dengan Hatta Rajasa menang telak atas Jokowi-Jusuf Kalla di Tanah Minang itu.

Kala itu, Prabowo-Hatta didukung 6 partai politik, yakni Gerindra, PKS, PAN, PPP, PBB dan Partai Golkar meraih 1.797.505 suara atau 76,9 persen. Ada pun Jokowi-JK yang didukung PDIP, NasDem, PKB, Hanura dan PKPI hanya mendapatkan 539.308 suara atau 23,1 persen, seperti dilansir dari detikcom, Jumat, 21 September 2018.

Di Sumbar, enam partai politik pendukung Prabowo-Hatta menjadi peraih suara terbanyak di Pemilu 2014. Partai Golkar misalnya, setiap Pemilu selalu menorehkan kemenangan di Sumbar, kecuali pada 2009. Pada 1999, Golkar menang di Sumbar dan berhasil memperoleh 4 kursi di DPR RI, disusul PAN dan PPP masing-masing 3 kursi, PDI Perjuangan 2 kursi, Partai Keadilan (kini PKS) dan PBB masing-masing mendapat 1 kursi.

Pada Pemilu 2004, Golkar kembali unggul di Sumbar dan bertahan dengan mendapat 4 kursi, disusul PAN, PKS, PPP dan PBB masing-masing 2 kursi, Partai Demokrat dan Partai Bintang Reformasi (PBR) masing-masing 1 kursi.

Pada 2009, Golkar kalah dari Demokrat di Sumbar. Demokrat mendapat 5 kursi, disusul Golkar 3 kursi, PAN, PKS dan PPP berbagi masing-masing 2 kursi.



Pemilu 2014 menjadi pertarungan sengit antara PDIP, Golkar, Gerindra, Demokrat, PKS, dan PPP. Enam partai itu masing-masing mendapatkan 2 kursi di DPR RI. Sisanya, NasDem dan PAN masing-masing mendapat 1 kursi.

Sedangkan Jokowi kalah di Sumbar dan memperoleh kemenangan di provinsi lainnya. Pasangan Jokowi-JK pun ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2014-2019. Menang di tingkat nasional tapi kalah telak di Sumatera Barat rupanya menjadi perhatian khusus Jokowi.

Salah satu daerah yang paling sering dikunjungi Jokowi adalah Sumbar. Direktur Eksekutif Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun melihat Jokowi tengah berupaya meraih kemenangan besar di Pilpres 2019. Itu dilakukan dengan cara menaklukkan lumbung suara Prabowo Subianto di Pilpres 2014. Jokowi tengah fokus pada Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat dan Sumatera Barat.

"Dia ingin menaklukkan basis-basis teritorial dan segmen pemilih oposisi atau ganti presiden 2019. Itu lah kenapa Jokowi rajin datang ke daerah-daerah yang dia kalah 2014 lalu," kata Rico.

Alhasil, sejumlah kepala daerah di Sumbar kini mendukung Jokowi yang berpasangan dengan KH Ma'ruf Amin. Partai politik jawara di Tanah Minang yang dulu di kubu Prabowo yakni Golkar dan PPP kini juga mendukung Jokowi-KH Ma'ruf Amin.

"Deklarasi kepala daerah di Sumbar adalah bukti keberhasilan lobi Jokowi di sarang oposisi," kata Rico

Lalu, akankah dukungan kepala daerah dan partai politik jawara di Tanah Minang akan membuat Jokowi menang atas Prabowo?

Pengaruh dukungan kepala daerah terhadap perolehan suara capres dan cawapres itu baru bisa dibuktikan saat hasil Pemilu keluar. Jika hasil Pemilu di Sumbar nanti Jokowi bisa menang tipis atas Prabowo, berarti dukungan itu ada pengaruh elektoral.

Sebaliknya jika Prabowo tetap menang, artinya mobilisasi kepala daerah di Pilpres tidak mempengaruhi pemilih. "Kita belum tahu ini seberapa besar pengaruh mobilisasi dukungan (kepala daerah). Karena memang belum ada lembaga survei yang melakukan survei," kata penelitis CSIS Arya Fernandes.