Saat SBY Singgung Presiden Jokowi

Presiden-Joko-Widodo-dan-SBY.jpg
(CNN Indonesia.com)


RIAU ONLINE - Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beberapa menyinggung Presiden Joko Widodo terkait sikap dan kebijakannya.

Baru-baru ini SBY kembali menyinggung Jokowi terkait perubahan nama Bandara Internasional Lombok menjadi Bandara Internasional Zainuddin Abdul Majid. Meski halus, namun sindiran SBY cukup ngena. Berikut saat-saat SBY menyinggung Jokowi, seperti dilansir dari Merdeka.com, Jumat, 14 September 2018:

1. Jokowi ubah nama bandara

SBY menyinggung Presiden Jokowi yang mengubah nama Bandara Internasional Lombok menjadi Bandara Internasional Zainuddin Abdul Majid. Hal ini lantaran prasasti peninggalan Presiden keenam itu bakal dihapus.

Menurutnya, memang sudah sewajarnya sejarah manusia dihapus oleh manusia lainnya. "Saya berpendapat prasasti dan jejak sejarah seseorang dapat dihapus oleh manusia yang lain, kapan saja dan di mana saja. Namun, saya sangat yakin, catatan Allah SWT tidak akan pernah bisa dihapus," kata SBY.

2. Soal kemiskinan



Ketua Umum Partai Demokrat itu beberapa waktu lalu menyinggung angka kemiskinan yang terus meningkat pada pemerintahan Jokowi-JK. Menurutnya saat ini kemiskinan mencapai sekitar 100 juta orang. Angka tersebut sangat tinggi dan harus segera diselesaikan.

"Kepemimpinan yang akan datang mestinya pemimpin yang mampu dan mau mengatasi masalah rakyat itu," katanya, Senin, 30 Juli lalu.

3. Singgung penegakan hukum

SBY juga sempat menyinggung masalah penegekan hukum di pemerintahan Jokowi. Menurutnya, saat ini masyarakat Dia mengatakan, saat ini masyarakat berharap penegakan hukum tidak tebang pilih dan bebas dari intervensi.

"Kita mendengarkan harapan rakyat agar penegakan hukum dan pemberantasan korupsi itu dilakukan secara adil, tidak tebang pilih dan bebas dari intervensi. Juga harapan agar hukum tidak menjadi alat politik," katanya beberapa waktu lalu.

4. SBY: Saya bertanya kepada bapak presiden

Pada Februari 2017 hastag #sayabertanya kepada Presiden dan Kapolri sempat menghebohkan. Mulanya saat Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono merasa terancam saat rumahnya di Kuningan digeruduk massa. SBY kemudian mengungkapkan kekecewaannya dengan menulis cuitan di media sosial Twitter pribadinya.

"Saya bertanya kpd Bapak Presiden & Kapolri, apakah saya tidak memiliki hak utk tinggal di negeri sendiri,dgn hak asasi yg saya miliki? *SBY*" tulis SBY dalam akun Twitternya.