Berusia 3 Abad, Masjid Dinding Bambu Kokoh Diguncang Gempa Lombok

Masjid-Kuno-Bayan.jpg
(Liputan6.com/Kemendikbud.go.id)


RIAU ONLINE - Gempa berkekuatan 7 Skala Richter (SR) dan susulan 6,2 SR telah memporakporandakan banyak bangunan di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tapi, tidak untuk Masjid Kuno Bayan di Kampung Adat Bayan, Lombok Utara.

Masjid berusia 300 tahun yang berjarak 80 kilometer dari ibu kota Provinsi NTB itu sama sekali tak mengalami kerusakan berarti. Hanya pagar temboknya terlihat berserakan diempas gelombang gempa yang berlangsung terus menerus, seperti dilansir dari Liputan6.com, Minggu, 12 Agustus 2018.

Padahal, masjid itu hanya berdinding bambu dengan atap kerangka bambu yang ditutup injuk serta berpondasi batu. Namun, bangunan itu tampak berdiri kokoh di atas gundukan bukit kecil.

Demikian pula halnya dengan rumah adat di Kampung Adat Bayan yang tidak mengalami kerusakkan berarti.

Di Bayan Barat terdapat tiga lumbung padi dan 2 bruga (pendopo). Warga kampung adat juga tetap menghuni rumah yang terbuat dari bambu sera beratapkan ilalang.

"Alhamdulillah tidak ada yang rusak," kata Raden Kertamaji, penjaga rumah adat. Kerusakan hanya terjadi pada pagar tembok yang membatasi dengan jalan raya saja.



"Ini pagar tembok sedang dibersihkan," katanya.

Masjid kuno Bayan itu telah masuk bagian dari situs bersejarah karena berdiri pada abad ke-17. Saat ini diperkirakan usianya telah lebih dari 300 tahun.

Kecamatan Bayan adalah salah satu gerbang masuknya Islam di Pulau Lombok. Di kecamatan inilah, Islam pertama kali diperkenalkan, dan Masjid Bayan Beleq merupakan masjid pertama yang berdiri di pulau tersebut. Masjid kuno Bayan dihormati oleh pemeluk Agama Islam Wetu Telu.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id