RIAU ONLINE - Pilkada Serentak 2018 yang diikuti jutaan pemilih dari 171 daerah Indonesia pada Rabu, 27 Juni 2018 berlangsung lancar dan damai.
Siapa sangka, sejumlah kisah lain yang mengejutkan terselip di tengah sorotan publik terhadap hasil perhitungan cepat (quick count) untuk menentukan pemenang Pilkada 2018.
Berikut sederet kisah mengejutan dari pesta demokrasi di sejumlah daerah:
Meninggal di TPS usai mencoblos
Seorang warga Dusun Tamelang Timur, Desa Margasari Kabupaten Karawang, meninggal saat mencoblos. Warga diketahui bernama Anih (54) oleh Camat Karawang Timur, Eli Laeli Komala, dinyatakan meninggal saat tengah mencoblos di TPS 10 Desa Margasari Karawang.
"Saat pencoblosan Anih diantar oleh anaknya ke TPS, sudah mencoblos di bilik suara. Belum selesai melipat surat suara, Anih langsung tersungkur, sehingga menyebabkan bilik pencoblosan terjatuh," kata Eli, Rabu, 27 Juni 2018.
Oleh warga, Anih segera dibawa ke Klinik Maja Medika yang tidak jauh dari TPS. Namun, pihak klinik menyatakan Anih yang tak sadarkan diri sudah meninggal dunia.
Menurut Eli, saat menuju TPS, almarhum memang diketahui tengah dalam keadaan sakit diabetes. "Tetapi pas tadi mau mencoblos ke TPS itu dalam keadaan sehat, bisa jalan. TPS juga jaraknya cuma sekitar 100 meter," ujar Eli.
Peristiwa serupa juga dialami warga Garut, Udi (63) dan Engkin (60). Keduanya meninggal saat mencoblos Pilkada Bupati Garut dan Pilgub Jawa Barat.
"Ayah sehat-sehat saja, tadi pagi juga masih bekerja mengantarkan koran," ujar Agus Sopian (47), anak tertua Udi, saat ditemui di rumahnya.
Menurut anggota KPPS, Udi meninggal sebelum melakukan pencoblosan. Ketika itu, Udi salah membawa surat undangan, akibatnya tertukar dengan anaknya. Niat hati mau menukar surat undangan ke rumahnya, yang tak jauh dari lokasi pencoblosan, korban tiba-tiba jatuh.
"Pas dibawa ke rumah sakit sudah meninggal," kata Agus sedih.
Menikah dan mencoblos pakai baju pengantin
Sepasang pengantian di Bumi Reog Ponorogo, Jawa Timur, meninggalkan pelaminan mereka demi memberikan hak pilih di Pilkada Jatim 2018.
Pasangan yang menikah di hari pencoblosan dan mencoblos dengan kostum pengantin (Liputan6.com)
Aris Nurhuda (28) dan Fauziah Arsanti (26), menikah tepat di hari pencoblosan Pilkada Serentak 2018.
Demi menandai hari bahagia mereka berlangsung saat pesta demokrasi lima tahunan, pasangan pengantin ini sengaja mendesain kartu undangan pernikahan mereka mirip seperti surat suara lengkap dengan foto kedua mempelai layaknya calon kepala daerah.
Calon mempelai wanita, Fauziah Arsanti, mengatakan kartu undangan pernikahan sengaja berbentuk surat suara atas persetujuan kedua belah pihak.
Namun, soal tanggal pernikahan, warga asal Desa Janti, Kecamatan Slahung ini mengaku tidak sengaja memilih tanggal 27 Juni. Mereka tidak mengira tanggal tersebut bertepatan dengan Pilgub Jatim 2018.
"Jadi, tanggal itu hasil rapat keluarga, ternyata bertepatan dengan Pilgub. Jadinya, kami sepakat bikin desain undangan mirip surat suara," tutur Fauziah.
Pemilih dijemput perahu ke TPS
Puluhan anggota polisi dari Polda Sultra menjemput sejumlah warga wajib pilih dengan perahu karet, setelah hujan deras mengguyur Kota Kendari hingga Rabu siang kemarin.
Pendistribusian logistik Pilkada di Kabupaten Banyuasin Sumsel melalui jalur sungai (Liputan6.com/Dok.KPUD Banyuasing/Nefri Inge)
Pasalnya sejumlah warga memilih bertahan di rumah yang tergenang air banjir saat pemilihan. Warga beralasan sejumlah barang berharga tertinggal di rumah dan basah karena banjir.
Sejak pukul 08.00 Wita, sebanyak 158 warga yang berdomisili di wilayah Kali Wanggu Kelurahan Lepolepo Kecamatan Baruga dan wilayah perumahan di daerah landai itu, diangkut bergantian hingga pukul 11.00 Wita. Kapolda Sultra Brigjen Pol Irianto langsung turun tangan memantau anak buahnya.
"Masih banyak barang-barang di rumah yang masih tertinggal. Kami benahi dulu, takutnya rusak karena direndam lumpur," ujar Usman Sabara, warga perumahan Kali Wanggu.
Kapolda Sultra mengatakan, pihaknya mengerahkan ratusan personel mengawasi sejumlah lokasi terdampak banjir di Kota Kendari. Khusus di wilayah kali Wanggu, ada 100 personel yang disiagakan untuk membantu warga.
"Kita bantu mereka sampai selesai jadwal pemilihan di TPS agar semua warga wajib pilih bisa berpartisipasi, semua unsur kami libatkan," ujar Brigjen Pol Irianto.
4 Kotak kosong menang di Makassar
Pasangan Munafri Arifuddin dan Rachmatika Dewi (Appi-Cicu) kalah dalam pertarungannya melawan kotak kosong di Pilkada Makassar.
Hasil Quick Count Celebes Research Center (CRC), pasangan ini hanya mendulang 48,07% suara. Sementara kotak kosong yang menjadi lawannya, mendapat dukungan 51,93% suara.
40 Negara Pantau Pilkada Kota Tangerang
Sebanyak 40 perwakilan negara asing melakukan studi banding pelaksanaan Pilkada Serentak 2018 di beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kota Tangerang. Salah satunya di TPS 01 dan 02 di Kampung Bekelir, Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.
Sejumlah negara yang ikut diantaranya, Australia, Timor Leste, Amerika, Srilangka, Filipina dan Thailand. Dalam kunjungannya, para delegasi tersebut melihat bagaimana proses pelaksanaan Pilkada calon tunggal.
Menurut Komisioner Badan Pengawas Pemilu Afifudi, kegiatan tersebut berkaitan dengan program untuk mengajak para delegasi negara tetangga agar dapat memantau proses pelaksanaan pemilu di daerah calon tunggal.
"Kita pilih Tangerang salah satunya sebagai pembelajaran, karena disini calon tunggal. Nanti nya mereka akan kami minta juga untuk mendiskusikan hasil dari studi banding ini," ujarnya.
"Nantinya mereka bisa melihat bagaimana kami sebagai lembaga sah Pengawas Pemilu dalam mengawasi apakah ada pelanggaran meskipun calon tunggal dan menangani adanya pelanggaran Pemilu," katanya
Bule pemantau jadi rebutan selfie emak-emak
Kehadiran 12 warga negara asing perwakilan praktisi pemilu dari negara tetangga yang memantau Pilkada Kota Bekasi, menjadi magnet bagi pemilih, khususnya emak-emak. Seperti di TPS 09 Kampung Pintu Air, Kelurahan Harapan Mulya, Kecamatan Harapan Indah, Kota Bekasi.
Bule pemantau Pilkada di Bekasi jadi rebutan selfie emak-emak (Liputan6.com)
Sejumlah emak-emak berebut mengajak para bule itu foto bersama. Bahkan, sejumlah pejabat di kalangan Muspida Kota Bekasi, baik dari Pemkot, Polri, dan TNI juga tak mau ketinggalan. Mereka heboh mengajak selfie bule-bule itu. Suasana pun larut penuh canda dan tawa.
"Miss, Miss foto dong, foto yuk," kata seorang ibu, sembari mengangkat ponselnya.
Diketahui, ke-12 WNA yang hadir tersebut datang untuk memantau langsung jalannya pesta demokrasi di Indonesia. Mereka adalah para penyelenggara dan pemantau pemilu dari berbagai negara tetangga yang diundang oleh Bawaslu dalam Electoral Studies Program (ESP). Adapun ke-12 WNA ini berasal dari Italia, Inggris, Swiss, Australia, Myanmar, Timor Leste, Sri Langka, dan India.
Ketua KPPS Bawa Kabur Logistik Pilkada
Di Wamena, Jayawijaya, Papua, Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) membawa kabur logistik Pilkada 2018. Akibatnya, proses pemungutan suara di TPS yang dia pimpin pun terganggu.
Suasana TPS 5 Distrik Wamena (Liputan6.com)
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal mengatakan, peristiwa tersebut baru diketahui sekitar pukul 10.00 WIT. Saat itu, petugas mendapati kotak suara di TPS 5 Distrik Wamena hilang.
"Lalu aparat mencari ternyata ada di rumah Ketua KPPS sedang dicoblos-coblosi surat suaranya," ujar Iqbal, Rabu, 27 Juni 2018.
Saat ini, kata Iqbal, Ketua KPPS bernama Amalus Wetapo itu telah diamankan di kantor kepolisian setempat dan tengah diinterogasi. Sementara penyelenggara pemilu tengah berunding untuk melakukan pemungutan suara ulang.
"Kejadian ini dilaporkan ke panwas. Saat ini penyelenggara sedang bermusyawarah," katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal mengatakan, TPS tersebut melaksanakan dua Pilkada yakni pemilihan Bupati Jayawijaya dan Gubernur Papua.
"Pilbup satu calon tunggal, sementara untuk Pilgub ada duaua paslon," ucap Kamal.
Rencananya, pemungutan suara susulan di TPS 5 Distrik Wamena akan dilakukan pada Kamis 28 Juni 2018 besok. Sebab, sebagian surat suara rusak akibat ulah Amalus. Sementara kasus tersebut tengah ditangani Sentra Gakkumdu.
Wali Kota Solo Tunggu 45 Menit untuk Nyoblos
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada Jateng di TPS 16 RT 002 RW 009, Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo dan istri menggunakan hak pilih di TPS 16 RT 002/RW 009, Pucangsawit, Keca (Liputan6.com)
Tak ada yang istimewa, Rudy bersama istri sama seperti warga lainnya harus menunggu giliran untuk mencoblos. Keduanya terlihat santai duduk di kursi tunggu TPS. Rudy bahkan datang lebih awal menunggu petugas menyiapkan pencoblosan. Dia menunggu hingga 45 menit untuk mencoblos surat suara dalam Pilkada Jateng 2018.
"Datang lebih awal sekaligus memberikan motivasi masyarakat untuk datang ke TPS memberikan hak pilihnya," katanya.
Hak pilih masyarakat dinilai penting untuk menentukan nasib warga Jawa Tengah. Sesuai target Komisi Pemilihan Umum (KPU) pemilih memberikan hak pilihnya pada Pilkada Jateng 2018 atau Pilgub Jateng sebesar 77,5 persen. Rudy berharap pemilihan gubernur di Kota Bengawan berjalan lancar dan kondusif.
Artikel ini kali pertama diterbitkan Liputan6.com