RIAU ONLINE - Prabowo Subianto memang banyak diprediksi akan maju dalam Pilpres 2019, dan kembali berhadapan dengan sang petahana, Joko Widodo.
Satu tahun jelang pilpres, hanya ada dua kandidat dengan elektabilitas mumpuni, yakni Jokowi dan Prabowo. Kendati memiliki tingkat elektabilitas besar, namun Prabowo masih kalah dengan Jokowi.
Hal tersebut terekam dalam survei yang dilakukan beberapa lembaga, seperti melansir merdeka.com, Senin, 23 April 2018.
Cyrus Network: elektabilitas Jokowi 58,5 %, Prabowo 21,8 %
Survei elektabilitas calon presiden yang akan bertarung di Pemilu 2019 oleh Cyrus Network menunjukkan bahwa elektabilitas Presiden Joko Widodo masih unggul atas semua calon termasuk Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Managing Director Cyrus Network, Eko Dafid Afianto mengatakan berdasarkan top of mind atau dengan pertanyaan terbuka, elektabilitas Jokowi berada di urutan teratas dengan 58,5 persen, disusul Prabowo dengan 21,8 persen.
Indo Barometer: Jokowi 34,9%, Prabowo 12,1%
Hasil survei calon presiden terkuat jelang Pilpres 2019 yang baru-baru ini dirilis Lembaga Survei Indo Barometer menunjukkan bahwa Posisi Presiden Joko Widodo kembali unggul dengan 34,9 persen di atas Prabowo Subianto yang mendapatkan 12,1 persen suara.
"Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi sebagai presiden cukup tinggi 67,2 persen. Sedangkan yang tidak puas 28,5 persen. Tidak tahu atau tidak jawab 4,3 persen," ungkap Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari.
Survei Median: Elektabilitas Jokowi naik, Prabowo turun
Lembaga penelitian Media Survei Nasional atau Median menunjukkan bahwa suara Jokowi masih unggul dibandingkan dengan Prabowo. Direktur Riset Median, Sudarto mengatakan tokoh yang mengalami kenaikan yaitu Jokowi dari 35 persen menjadi 36,2 persen.
Dari 21,2 persen, suara Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menjadi 20,4 persen. Dia menyimpulkan, suara Jokowi naik, karena faktor kepuasan dari masyarakat yang merasakan dampak dari pembangunan infrastruktur. Sedangkan suara Prabowo semakin menurun alasannya karena Ketua umum Gerindra menyebut Indonesia akan bubar di tahun 2030. Yang menjadi polemik.
"Kami menemukan fakta, bahwa pembawaan Pak Prabowo cenderung temperamental dan kecenderungan kelewat berapi-api, membuat turun dalam 2 bulan terakhir. Tapi pada umumnya, jika sudah diambil (survei) saat deklarasi, suaranya akan naik," kata Sudarto.
Elektabilitas Jokowi tinggi karena masyarakat puas
Hasil survei tentang calon presiden dan wakil presiden 2019 yang dilakukan Lembaga survei Populi Center menunjukkan bahwa elektabilitas Joko Widodo 52,8% masih unggul dibandingkan dengan Prabowo Subianto 15,4%.
Elektabilitas Jokowi yang tinggi karena 70 persen masyarakat disebut puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi-JK.
Menurut Peneliti Populi Center Nona Evita, tren kepuasan yang tinggi itu berbanding lurus dengan keterpilihan Jokowi di Pemilihan Presiden 2019 mendatang.
"Berkaitan dengan Pemilu Serentak, kemudian ada pertanyaan apakah rapor kepuasan ini berbanding lurus dengan keterpilihan Jokowi? Ya berbanding lurus," kata Evita di Hotel Kartika Chandra.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id