Polri Cerita, Facebook Indonesia Sulit Diajak Kerja Sama

Facebook.jpg
(Internet)

RIAU ONLINE - Polri mengundang Facebook Indonesia untuk dimintai keterangan soal dugaan kebocorand data pengguna. Bahkan, pertemuan itu dimanfaatkan Polri untuk membahas maraknya konten negatif di media sosial itu.

Dikatakan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto, pihaknya masih membutuhkan penjelasan Facebook kendati sudah diundang DPR kemarin. Terlebih lagi, Polri perlu membahas banyak hal dengan Facebook terkait fenomena media sosial di Indonesia.

"Sudut pandangnya Polri berbeda dengan DPR, karena kita tahu FB itu kan digunakan juga untuk menyebarluaskan konten-konten radikal, kita punya data," ujar Setyo, melansir Liputan6.com, Kamis, 19 April 2018.

Menurut Setyo, Facebook sulit diajak bekerja sama dalam memproteksi penyebaran konten negatif di situsnya. Sedangkan, penyebaran konten negatif begitu masif terjadi di Indonesia.

"Contohnya saja ya kemarin ada akun Divisi Humas Polresta Surakarta. Kok ada (akun) Divisi Humas Polresta Surakarta gitu, isinya konten-konten negatif semua," kata dia.

Polri meminta Facebook agar akun tersebut di takedown saja. Namun, Facebook malah memberikan respons yang lambat.



"Itu kita minta di-takedown saja, tiga hari baru turun. Maka itu susah sekali. Karena mereka menggunakan parameternya parameter di negara AS," tutur Setyo.

Setyo menuturkan, Facebook berpatokan dengan hukum di Amerika Serikat. Kalau menurut pihak Facebook tidak menyalahi aturan di Amerika Serikat, maka konten tersebut dianggap tak bermasalah.

"Termasuk begini, FB itu harus menghargai dan menghormati adat istiadat di Indonesia. Itu yang harus dipahami. Karena dia dapat keuntungan banyak di Indonesia. Jadi dia tidak boleh menafikan itu," Setyo menandaskan.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id