Kegalauan PAN di Tengah Pertarungan Prabowo dan Jokowi

Prabowo-dan-Jokowi.jpg
(LIPUTAN6.COM)

RIAU ONLINE - Pertarungan politik menuju Pilpres 2019 telah memanas. Presiden Joko Widodo, kini telah mendapatkan penantangnya, yang tak lain adalah Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.

Usai menetapkan Prabowo sebagai capres, kini Gerindra masih kurang tinggal perhitungan suara dari partai politik yang mendukung. Bahkan, dikabarkan bahwa Partai Keadilan Sosial (PKS) hampir dipastikan bergabung dengan Gerindra.

Lalu, apakabar dengan PAN? Partai di bawah pimpinan Zulkifli Hasan justru masih galau memilih di dua kubu yang akan berkontestasi.

Pengamat Politik Saiful Mujani Research and Consulting, Sirajuddin Abbas berpendapat, bahwa masalahnya adalah problem internal berupa dualisme kepemimpinan di partai berlambang matahari itu.

Secara struktural, kuasa ada di tangan Zulkifli Hasan sebagai Ketua Umum PAN, tapi kepemimpinan simbolik berada pada Ketua Dewan Kehormatan, Amien Rais. Sementara, menurut Sirajuddin, Amien Rais kritis dan sinis terhadap Jokowi.

Jika PAN memilih mendukung Jokowi, maka kata Sirajuddin, akan muncuk kompleksitas masalah, Bisa jadi hal itu akan memunculkan ongkos politik besar berupa perpecahan yang akan berdampak di Pemilu 2019.



"Paling aman PAN memilih berkoalisi dengan Gerindra," Sirajuddin berujar, melansir Liputan6.com, Sabtu, 14 April 2018.

Sementara itu, Sekjen PAN, Eddy Soeparno mengatakan, masih membuka komunikasi dengan semua pihak. Sejauh ini, PAN berpegang pada hasil Rapat Kerja Nasional 2017 yang memberi mandat pada Ketua Umum, Zulkifli Hasan, maju di pilpres 2019. Putusan akhirnya akan diketok pada Rakernas PAN 2018.

"Kita lakukan pembicaraan yang seluas-luasnya dengan semua parpol, tokoh, capres, termasuk juga kita dapatkan masukan dari akar rumput kita dan konstituen," Eddy menjelaskan.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id