RIAU ONLINE - Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dikenal sebagai sosok yang cukup tegas dan sensasional. Gatot pernah menimbulkan kontroversi saat menduga adanya penyelundupan 5.000 senjata ilegal oleh lembaga negara lain.
Meski demikian, Gatot yang sebelumnya menjabat Panglima TNI itu dikenal dengan membuat gebrakan membatalkan pengadaan helikopter AgustaWestland-101 (AW 101) oleh Mabes TNI AU.
Kini Jenderal Gatot segera memasuki masa pensiun di awal April. Tidak ada salahnya untuk melihat rekam jejak Gatot. Dilansir dari detikcom, Sabtu, 31 Maret 2018, inilah sekilas sepak terjang Gatot saat menjabat Panglima TNI
Membatalkan Pengadaan Heli AW 101
Pada 29 Juli 2016, Mabes TNI AU menandatangani kerja sama pengadaan AW 101 dengan PT Diratama Jaya Mandiri. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo sempat meminta untuk menunda proyek ini, karena dianggap terlalu mahal, yang mamakan dana Rp 738 miliar.
Lantas, pada 14 September 2016, Gatot pun meminta Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) untuk membatalkan pembelian AW 101 itu. Melalui surat yang diterbitkan pada 29 Desember 2016, dia memberikan perintah tentang tim investigasi pengadaan pembelian heli AW 101, dilanjutkan dengan menjalin kerja sama tanggal 24 Februari 2017 dengan Polri, BPK, PPATK, dan KPK untuk proses pengusutan.
Dan akhirnya, proyek itu dinyatakan terindikasi korupsi. Meski demikian, helikopter itu sudah mendarat di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.
Baca Juga Ditawari Gabung Gerindra, Apa Jawaban Jenderal Gatot Ke Prabowo?
Mengadakan Nobar G30S/PKI
Semasa menjabat Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo pernah memerintahkan jajaran internalnya untuk mengadakan nonton bareng film G30S/PKI. Perintah Gatot ini kemudian ramai dibahas lantaran beberapa pihak menyatakan film itu berat sebelah dan hanya untuk kepentingan rezim Orde Baru.
Tapi ternyata, sang Jenderal tidak ambil pusing dengan polemik pemutaran film G30S/PKI di lingkup internal institusinya. Dia justru menegaskan bahwa acara nonton bareng film kontroversial itu memang peritahnya.
"Iya itu memang perintah saya, mau apa? Yang bisa melarang saya hanya pemerintah," kata Jenderal Gatot saat ditemui seusai ziarah di Makam Bung Karno (MBK), Bendogerit, Blitar, Senin, 18 September 2018.
Namun akhirnya Gatot menjelaskan alasan dirinya kerap berbicara isu PKI. "(Soal isu PKI) bukan dibangkit-bangkitkan. Tapi, manakala ada indikasi 'saya bangga jadi anak PKI', itu kan warning seharusnya. Jangan sampai kejadian itu terulang," sebut Gatot, Kamis, 22 Maret 2018.
Penyelundupan 5.000 Senjata Ilegal
Eks Panglima TNI itu pernah mengeluarkan pernyataan isu pembelian 5.000 pucuk senjata di luar instansinya yang kemudian memicu polemik. Isu terkait penyelundupan senjata itu berawal dari penyataan Jenderal Gatot dalam acara internal.
Pernyataan Gatot bukan untuk dipublikasikan secara luas. Dalam pernyataanya itu, Gatot mengatakan ada institusi di luar TNI dan Polri yang hendak membeli 5.000 senjata.
Bahkan, Menko Polhukam Wiranto juga turut angkat suara dalam isu penyelundupan 5.000 senjata ilegal. Ia memberikan klarifikasi bahwa hal tersebut hanyalah masalah misskomunikasi.
Ia membenarkan ada institusi yang membeli senjata, namun tidak ilegal. Wiranto mengatakan BIN hanya membeli 500 senjata untuk pendidikan intelijen.
Muncul di Aksi 411 dan 212
Selain tegas, Gatot juga dikenal dan dikagumi karena kedekatannya dengan massa kanan di saat digelarnya aksi bela Islam berjilid-jilid. Yang jadi tanda tanya adalah ketidakhadiran Presiden Joko Widodo di aksi 411. Disebut-sebut Gatot sengaja mengaturnya agar bisa 'manggung'.
"Saya tampil mana? Tidak, Pak JK yang nerima (perwakilan massa). Jadi, hebat sekali saya mengendalikan Presiden," kata Gatot, Kamis, 22 Maret 2018.
Setelah aksi 411, ada aksi 212. Jokowi menemui massa yang berkumpul di Monas. Kala itu, Gatot mengenakan kopuah putih. Ketika itu, muncul tafsiran bahwa Gatot dekat dengan massa ormas Islam. Apa kata Gatot?
"Saya saat itu Panglima TNI, dalam situasi masyarakat jutaan, Presiden di tengahnya, blank saya, bagaimana agar kalau ada apa-apa, Presiden selamat, itu taruhan, keselamatan Presiden di tangan saya. Saya harus berikan kode, saya bagian dari umat," tuturnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id