RIAU ONLINE - Penyidik Direktorat Tindak Pindana Siber Bareskrim Polri masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap aktor di balik kelompok penyebar ujaran kebencian The Family Muslim Cyber Army (MCA). Pasalnya, polisi belum dapat mengungkap penyandang dana dalam kelompok tersebut.
"Ini sedang kita dalami artinya kalau ini terbukti konspirasi kan akan terlihat, siapa berbuat apa, bertanggung jawab kepada siapa akan ketahuan. Kita akan ungkap semua," Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto, dilansir dari Suara.com, Jumat, 2 Maret 2018.
Setyo juga tak mau menduga-duga saat ditanyakan terkait aktor di balik kelompok MCA ini adalah orang yang memiliki pengaruh besar di tanah air. Sementara, menemukan fakta adanya pihak yang menjadi penyandang dana kelompok penyebar hate speech tersebut.
"Kalau indikasi tentunya harus ada data awal. Saya tidak bisa mengatakan indikasi atau tidak tetapi fakta yang ada kita temukan beberapa orang yang ternyata terkait juga. Antara satu akun dengan akun lain. Akun tersebut ternyata ada kaitannya," kata dia.
Setyo mengatakan, berdasarkan penyidikan, aksi ujaran kebencian yang disebarkan kelompok MCA ini sangat berhubungan dengan proses Pilkada Serentak yang berlangsung tahun ini.
Baca Juga Dua Konseptor Penyebar Hoax MCA Diminta Serahkan Diri
"Pasti. Pasti ada kaitannya (dengan Pilkada). Ini kan pak Kapolri selalu mengingatkan awal tahun 2018 ini sudah mulai partai memanaskan mesinnya. Semua yang berkepentingan terhadap Pilkada memanaskan mesinnya tapi jangan sampai overheat," kata dia.
Namun, Setyo belum dapat menjelaskan apakah kelompok MCA berafiliasi ke salah satu partai politik di Indonesia.
"Belum. Harus dibuktikan dulu bahwa dia mendapatkan order itu ada perintah. Tapi kalau dia hanya sendiri mengunggah bilang iseng itu harus didalami lagi. Isengnya seperti apa," katanya.
Sementara, polisi masih memburu wanita yang masih buron di Korea Selatan, berinisial TM. TM memiliki peran penting lantasan disebut sebagai penggagas kelompok MCA.
Polisi, kata Setyo, sudah bekerja dengan kepolisian Korsel untuk bisa menangkap TM secepatnya.
"Masalah MCA karena kemarin ada yang diluar negeri kita akan kerjasamakan dengan kepolisian Korsel. Mereka kan punya LO atau atase di Indonesia. Sementara kita tidak punya. Melalui interpol," katanya.
Polisi telah meringkus enam tersangka yang memiliki peran penting dalam kelompok MCA. Mereka adalah Muhammad Luth (40), Riski Surya Darma (37), Ramdani Saputra (39), Yuspiadin (25), Ronny Sutrino (40) dan Tara Arsih Wijayani (40).
Terbaru, polisi kembali menangkap pelaku lain dalam jaringam kelompok MCA bernama Fuad Siddiq di Desa Cidadali, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Fuad ditangkap karena memposting informasi di Facebook di grup United Muslim Cyber Army terkait dengan penangkapan orang gila di pondok pesantren Cipasung.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id