Tim Labfor Bareskrim Pori melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pasca robohnya tiang pancang pada proyek kontruksi pembangunan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) di Jalan D I Panjaitan, Jakarta, Selasa, 20 Februari 2018.
(Beritasatu)
RIAU ONLINE, JAKARTA - Insiden ambruknya tiang pancang proyek Tol Becakayu atau Bekasi Cawang-Kampung Melayu roboh Selasa 20 Februari 2018 pagi tadi, menambah daftar kecelakaan pada proyek infrastruktur yang digarap PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Dikutip dari Beritsatu.com, hingga saat ini sudah ada enam kasus kecelakaan kerja yang ditangani PT Waskita Karya, terhadap proyek strategis nasional. Bahkan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menjatuhkan sanksi (teguran) kepada Waskita Karya.
Kelima proyek yang mengalami kasus kecelakaan kerja antara lain, pertama pembangunan light rail transit (LRT) Palembang. Kasus kecelakaan kerja ini terjadi pada Agustus 2017 lalu. Dua unit crane dengan puluhan ton menimpa sejumlah rumah warga.
Baca juga: Tiang Pancang Tol Becakayu Ambruk, Tujuh Orang Luka Parah
Kedua, pembangunan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), yang ambruk pada September 2017 lalu. Saat itu, girder jembatan penyeberangan di proyek Tol Bocimi ambruk karena sling baja yang belum terpasang. Akibat insiden ini, para pekerja mengalami luka-luka.
Ketiga, saat pembangunan Tol Pasuruan-Probolinggo. Girder box proyek tersebut jatuh dan menewaskan satu pekerja dan dua pekerja luka-luka, pada Oktober 2017 lalu.
Keempat, pembangunan Tol Jakarta-Cikampek II (elevated), saat crane pengangkut variable message sign (VMS) terjungkir di KM 15 arah Cikampek, pada November 2017 .
Kelima, pembangunan Tol Pemalang-Batang. Terjadi kecelakaan kerja yang menyebabkan girder di proyek tersebut ambruk, akhir Desember 2017.
Keenam ambruknya pengecoran pier head di Tol Becakayu, Jalan DI Panjaitan, Jatinegara, ambruk dan mengakibatkan tujuh pekerja konstruksi mengalami luka-luka.
Terkait hal ini, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, hanya menyampaikan permohonan maaf dan rasa empati kepada korban dan keluarganya.
"Pihak manajemen sangat menyesal atas kejadian ini dan untuk penanganan terhadap korban telah dilakukan," ujar Kepala Divisi III PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Dono Parwoto, dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/2) siang.
Sementara itu, Mabes Polri ikut angkat bicara soal musibah yang terjadi pada beberapa proyek infrastruktur belakangan ini. Termasuk musibah ambruknya tiang proyek Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) Selasa dini hari tadi yang mengakibatkan tujuh orang pekerja menjadi korban luka berat.
"Saya kira dari direktorat tindak pidana tertentu Bareskrim yang menangani (lebih jauh), dan kalau di badan intelijen ada di direktorat Sosbud yang mengawasi pembangunan," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto.
Dia mengatakan, mereka melakukan pengawasan termasuk spesifikasi teknis. "Bangunan tersebut apa (misalnya) menggunakan besi beton yang harusnya 10 mm lalu dikasih 8 mm. Kalau ini yang terjadi ya harus diproses,” kata dia.
Pernyataan Setyo itu terkait upaya preventif Polri untuk ikut melakukan pengawasan melekat supaya tidak ada lagi musibah yang—mungkin—karena dugaan korupsi dengan menurunkan spesifikasi dari yang seharusnya.
Soal ada tidaknya sabotase, Setya tidak ingin berandai-andai. "Kita cari buktinya dulu. Apakah ada bukti, kalau misalnya bangunan tersebut menggunakan bahan yang sama di beberapa tempat atau yang menggambarnya sama (bisa jadi ada sabotase). Kalau ada kesamaan bisa di dalami penyidik," lanjutnya. (1)
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id