RIAU ONLINE, JAKARTA - Mantan Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya angkat bicara terkait tudingan keterlibatannya di kasus dugaan megaproyek KTP Elektronik (e-KTP).
Ia membeberkannya dalam konferensi pers di Kantor DPP Partai Demokrat, Selasa, 6 Februari 2018 sore kemarin. Secara blak-blakan, Ketua Umum Partai Demokrat itu pun bercerita mulai dari kekalahan putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono, di Pilkada DKI 2017 lalu, pertemuannya dengan Presiden Jokowi, hingga tekadnya untuk berjihad mencari keadilan.
Dikutip dari Liputan6.com, Rabu, 7 Februari 208, setidaknya muncul lima nama yang disebutnya. Mereka adalah:
1. Firman Wijaya
SBY menyebut nama pengacara Setya Novanto, Firman Wijaya sebanyak lima kali. Ia menuding Firman memfitnah dan mencemarkan nama baiknya, sehingga SBY pun melaporkan Firman ke Bareskrim Polri.
"Saya sebagai warga negara yang menaati hukum, tetapi juga ingin mencari keadilan, secara resmi melaporkan saudara Firman Wijaya," ujarnya.
Menurut SBY, Firman sudah mencemarkan nama baiknya dengan coba menelisik dugaan keterlibatannya dalam kasus korupsi e-KTP.
"Saudara Firman saya nilai telah melakukan fitnah dan mencermarkan nama baik saya berkaitan dengan permasalahan e-KTP. Selebihnya saya serahkan kepada Tuhan Maha Kuasa, Allah SWT," kata SBY.
2. Mirwan Amir
SBY juga banyak menyebut nama mantan politikus Demokrat, Mirwan Amir.
"Kita saksikan dalam sebuah persidangan yang sebenarnya, sedang menyidangkan tersangka Setya Novanto, tiba-tiba ada percakapan antara pengacara dan saksi, saudara Firman Wijaya, pengacara, dan saksi Saudara Mirwan Amir, yang aneh. Out of context, tidak nyambung, tiba-tiba dengan kalau saya, menurut saya, penuh dengan nuansa set-up ataupun rekayasa," kata SBY.
"Kemudian, bukan hanya dalam persidangan yang saya tahu itu dilindungi, Firman Wijaya mengeluarkan pernyataan di hadapan pers yang setelah kita teliti, kita pelajari penuh dengan bias. Seperti diarahkan. Dan secara tidak langsung maupun sebenarnya terang di-direct but clear menuduh saya sebagai orang besar, sebagai penguasa yang melakukan intervensi terhadap pengadaan e-KTP," imbuh SBY.
Bahkan SBY juga meminta Mirwan Amir untuk membuktikan pernyataannya yang telah menuduh SBY terlibat dalam kasus e-KTP.
"Tidak ada dari siapa pun, dari tim pengarah, dari Mendagri, dari tim teknis, BPKP, BPK, lembaga penegak hukum, siapa pun, tidak pernah ada, termasuk yang mengaku menyampaikan kepada saya, Mirwan Amir, tolong, di mana, kapan dalam konteks apa menyampaikan kepada saya, siapa yang mendampingi saya," kata SBY.
3. Antasari Azhar
Di awal konpersnya, SBY menyebut nama Antasari Azhar. SBY menyebut mantan Ketua KPK itu sebagai salah satu yang menyebabkan kekalahan putranya, Agus Yudhoyono di Pilkada DKI 2017 lalu.
"Bahkan menjelang pemungutan suara Pilkada Jakarta, ada pernyataan dari Saudara Antasari yang sangat tendensius dan akhirnya sangat merugikan perjuangan politik waktu itu," kata SBY.
"Seperti pertanyaan banyak kader mengapa sudah satu tahun aduan saya tentang pernyataan Antasari dulu tidak ada kelanjutannya yang jelas. Saya masih percaya kepada Kabareskrim, saya masih percaya kepada Kapolri dan saya masih percaya kepada Presiden Republik Indonesia," kata SBY.
4. Jokowi
Tak lupa SBY juga menyebut nama Presiden Joko Widodo atau Jokowi. SBY menyebut nama Jokowi saat bercerita tentang kedatangannya ke Istana Presiden 2017 lalu untuk mengadu ke Jokowi soal fitnah-fitnah yang menimpanya saat Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Ketika saya bertemu Presiden Jokowi, saya sampaikan kepada Beliau berbagai fitnah yang dialamatkan kepada saya. Saya katakan kepada Bapak presiden, 'Pak Jokowi, orang seperti saya, Bapak juga suatu saat akan mengalami seperti saya, tidaklah mungkin akan merusak negara'," papar SBY.
Dia pun melanjutkan percakapannya dengan Jokowi saat itu.
"Beliau mengatakan 'Pak SBY, saya tidak pernah menuduh seperti itu', saya jawab lagi, 'betul Bapak, tapi Bapak tentu menerima laporan dari pembantu-pembantu Bapak tentang semuanya itu'."
SBY mengatakan, hal itu sudah lewat dan dia sudah ikhlas menerima apa yang terjadi saat Pilkada DKI 2017 lalu.
5. Setya Novanto
Tak lupa SBY juga menyebut nama Setya Novanto. Presiden ke-6 RI itu mengaku pernah meminta para kadernya di Partai Demokrat untuk tidak ikut-ikutan menjelek-jelekkan Setya Novanto yang saat itu ramai di-bully oleh publik.
"Bicara tentang Setya Novanto, para kader masih ingat waktu Pak Setya Novanto di-bully, macam-macam bully-nya dulu dari ICU kemudian sehat walafiat, kemudian kecelakaan kendaraan, kemudian luka banyak benjolannya, saya larang teman-teman, saudara jangan ikut-ikutan melakukan bully. Tidak baik. Tidak baik. Tetapi tampaknya air susu dibalas dengan air tuba," ujar SBY terkait Setya Novanto. (1)
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id