RIAU ONLINE - Kerusuhan di lembaga pemasyarakatan (LP) kembali lagi terjadi. Kali ini berlangsung di Lapas Nusakambangan, Cilacap Jawa Tengah, Selasa, 7 November 2017. Satu orang tewas dan tiga orang luka-luka dalam insiden ini.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah, AKBP Agus Triatmaja menuturkan, keributan terjadi sekitar pukul 10.30 WIB. Pihak korban diduga melakukan pemukulan pada para tersangka.
"Siang ya didatangi terus balas dendam," ujarnya dikutip dari Republika.co.id, Rabu, 8 November 2017.
Kejadian tersebut terjadi di luar sel, yakni saat pemukulan pertama terjadi di pagi hari, para napi sempat dimasukkan ke dalam sel terlebih dahulu. "Kejadian saat keluar ketemu langsung (terjadi pengeroyokan)," kata Agus.
Polisi masih terus melakukan pendalaman terhadap pemicu tersebut. Agus memastikan jika perbuatan para pelaku masuk pada ranah pidana umum. Para pelaku pun telah diamankan dan yang mengalami luka di rawat di RS terdekat.
"11 nama korban yang meninggal satu, yang luka tiga dirawat di RSUD," kata dia.
Saat ini, menurut Agus, kondisi sudah cukup kondusif. Personel kepolisian dari beberapa satuan telah ditempatkan di sekitar lokasi untuk menjaga kondusivitas. "Ada beberapa dari Satintel, Sabhara, dalmas juga ada," kata dia.
Informasi terakhir yang dirilis kompas.com, tiga korban luka dalam keributan antar narapidana telah dipulangkan ke Pulau Nusakambangan, Cilacap.
Mereka yakni Jhon Refra alias Jhon Kei, Wendri Yanto Warta Bone, dan Muhamad Asrul Sidik yang sempat dilarikan ke RSUD Cilacap karena mengalami luka di tubuhnya.
Dari pantauan di Dermaga Wijayapura, Cilacap, petugas kepolisian berjaga di gerbang lapas dan mengisolasi lalu lintas penyeberangan saat pemulangan ketiga napi itu.
Kapolres Cilacap Ajun Komisaris Besar Djoko Yulianto mengatakan, jenazah korban tewas atas nama Tumbur Biondy Alvian Partahi Siburian alias Ondy bin Robert Freddy Siburian saat ini berada di kamar mayat RSUD Cilacap.
"Dari hasil pemeriksaan dokter, korban mengalami luka benturan di kepala dan sobek di bagian punggung sebelah kanan," kata Djoko.
Sesuai pemeriksaan sejumlah saksi, bentrokan diawali dari cekcok beberapa napi yang menyulut emosi teman-temannya. Perselisihan pun meluas dan berujung aksi saling pukul.
Djoko menambahkan bahwa bentrokan tersebut bukan aksi saling serang antara kelompok Jhon Kei dan kelompok napi terorisme.
"Bukan, yang bertikai semua napi yang sedang berbaur di situ (lapangan). Ada dari narkoba, pidana umum, dan ada beberapa napi kasus terorisme juga," ungkap dia.
Kerusuhan itu berakhir setelah petugas Lapas dan anggota Kepolisian Subsektor Nusakambangan melerai para napi yang bertikai. Kepolisian terus mendalami latar belakang aksi saling serang tersebut dan memeriksa sedikitnya 25 orang saksi, baik napi yang terlibat maupun penjaga lapas yang bertugas.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id