Kisah TKI Dijanjikan Kerja di Mesir, Diberhentikan, Hingga Dijual ke Suriah

Ilustrasi-TKI1.jpg
(INTERNET)

RIAU ONLINE - Ruminah, seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Desa Jengkok, Kertasemaya, Indramayu, Jawa Barat yang menjadi korban perdagangan manusia di luar negeri. Wanita 43 tahun yang dikabarkan berada di Suriah itu dijual seharga USD 10 ribu atau sekitar Rp 130 juta.

Suami Ruminah, Waryono mengungkap perekrutan istrinya yang dilakukan oleh Mulyana, seorang warga Desa Lemah Ayu, Kertasemaya. Ruminah dijanjikan bekerja di Mesir dengan upah USD 300 atau sekitar Rp 4 juta per bulan dan akan mendapatkan tambahan Rp 8 juta, seperti dilansir dari Tempo.co, Rabu, 29 Maret 2017.

Bersama Mulyana, ungkap Waryono, sang istri berangkat dari Indramayu menuju Jakarta pada Januari 2016. Setibanya di Jakarta, Ruminah dipertemukan dengan seorang bernama Edi di daerah Halim, Jakarta Timur. Lantas Ruminah diserahkan oleh Edi kepada Jaenal yang tinggal di daerah Kampung Melayu.

Baca Juga: Hingga Mei 2016, Puluhan Ribu TKI Di Taiwan Malarikan Diri

Jaenal lantas memberangkat Ruminah ke Batam dengan pesawat pada 22 Januari 2016. Dari Batam, kata Waryono, Ruminah menyeberang ke Malaysia dengan menumpang kapal laut. Sekitar sepekan berada di Malaysia, tak lama berselang Ruminah diterbangkan ke Mesir.

Di Mesir, Ruminah langsung dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga. Namun, baru sebulan Ruminah dikembalikan ke agen pengiriman TKI Mesir dengan alasan yang tidak jelas. Selang beberapa hari, Ruminah dibawa ke Turki.



Menurut Waryono, Ruminah tak kunjung mendapat pekerjaan, padahal sudah 20 hari ini di Turki. Ruminah, oleh agen TKI Turki, dibawa ke Suriah dan menjualnya ke sebuah agen tenaga kerja dengan harga USD 10 ribu atau sekitar Rp 130 juta.

Klik Juga: TKW Cantik Asal Indonesia Tewas Gantung Diri Di Singapura

Di Suriah, tutur Waryono, istrinya bekerja pada majikan bernama Hammar dan istriny Rudainah. Nahas, Ruminah mendapat perlakuan kurang baik dari majikannya. Banyak tekanan yang membuat Ruminah tidak betah. Mulai dari tidak diberi waktu berkomunikasi dengan keluarga di tanah air hingga waktu istirahat yang singkat.

Belum lagi, gaji yang dibayarkan tidak sesuai dengan yang dijanjikan Mulyana di awal. "Gaji yang yang dijanjikan 300 dolar hanya dibayar 200 dolar AS," kata Waryono.

"Istri saya pernah mengadu ke agency. Bukan dilindungi, tapi malah dipaksa untuk tetap bekerja," kata Waryono sembari menambahkan bahwa saat ini istrinya sudah tidak kuat bekerja di Suriah.

Lihat Juga: Fahri Hamzah Jadi Bulan-Bulanan Usai Sebut TKI 'Mengemis Jadi Babu'

Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Kabupaten Indramayu, Juwarih, mengatakan segera menyurati Kedutaan Besar RI di Damaskus. Juwarih juga akan berkirim surat ke sejumlah instansi pemerintah dan DPR.

"Kami berharap negara menyelamatkan warganya yang sedang membutuhkan pertolongan di luar negeri," kata Juwarih.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline