Supersemar, Misteri Kudeta yang Dikubur Hidup-hidup oleh Pelakunya

Pelantikan-Presiden-Soeharto.jpg
(INTERNET)

RIAU ONLINE - Sudah 52 tahun, 1965, sejak surat ini disebut-sebut sebagai pemicu kudeta secara perlahan-lahan dari Soekarno ke Soeharto. Surat ini kemudian mengubah wajah Indonesia.

Namun, hingga kini, misteri seperti apa bentuk dan isi surat tersebut tak diketahui secara pasti, terbawa ke alam baka, seiring meninggalnya para pelaku sejarah terbitnya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) itu. 

Mulai dari Soekarno, Soeharto, Jenderal M Yusuf, Basuki Rachmat, hingga Amir Machmud, pelaku sejarah yang mengetahui Supersemar itu, hingga ajal menjemputnya, mengubur hidup-hidup rahasia seputar Supersemar.

Baca Juga: Misteri Di Balik Surat Sakti Pembuka Jalan Kekuasaan Soerharto

Berikut 8 misteri Supersemar dilansir dari dw.com

Sejarah di Surat Palsu

Saat ini, arsip negara menyimpan tiga versi Surat Perintah Sebelas Maret. Satu berasal dari Sekretariat Negara, yang lain dari Pusat Penerangan TNI Angkatan Darat dan terakhir cuma berupa salinan tanpa kop surat kenegaraan. Ketiga surat tersebut dinyatakan palsu oleh sejarahawan. Hingga kini tidak jelas di mana keberadaan salinan asli Supersemar.

Pangkotsrad Mayjen TNI Soeharto

 

Tiga Diutus Suharto

Misteri juga menggelayuti penandatanganan Supersemar. Awalnya, Sukarno dilarikan ke Bogor setelah sidang kabinet 11 Maret 1966 di Jakarta dikepung oleh "pasukan liar", kemudian diketahui adalah pasukan Kostrad. Di Bogor, Sukarno disantroni tiga jendral utusan Suharto. Sejarah lalu mencatat buram apa terjadi di Istana. Yang jelas pulang ke Jakarta ketiga jendral tersebut, M Yusuf, AMir Machmud, dan Basuki Rachmad, telah mengantongi Supersemar. 



Sebuah Pistol dan Amuk Massa

Tidak jelas bagaimana Sukarno mau menandatangani surat yang praktis melucuti kekuasaannya itu. Kesaksian pengawal presiden, Sukardjo Wilardjito, menyebut Sukarno ditodong pistol oleh seorang jendral utusan Suharto. Catatan lain menyebut Bung Karno terpaksa membubuhkan tandatangannya karena saat itu istana Bogor telah dikepung tank-tank TNI dan ribuan massa yang berunjuk rasa.

Serah Kuasa Jenderal Bintang Lima

Supersemar diyakini tidak menyebut secara eksplisit penyerahan kekuasaan kepada Suharto seperti dipropagandakan TNI. Dalam pidato Sukarno, 17 Agustus 1966, ia mengecam pihak telah menghianati perintahnya.

Klik Juga: Usai Singkirkan Soekarno, Soeharto Campakkan Tiga Jenderal Loyalisnya

"Jangan jegal perintah saya. Jangan saya dikentuti!" pekiknya saat itu. Sukarno kembali menekankan Supersemar bukan "transfer of authority, melainkan sekedar surat perintah"

Surat Istana Berkop Militer

Sejumlah orang mengaku mengetik Supersemar, antara lain Letkol (Purn) Ali Ebram, seorang perwira Cakrabirawa. Menurutnya, ia mengetik naskah Supersemar didampingi langsung Sukarno. Namun sejahrawan Irlandia, Benedict Anderson mencatat kesaksian perwira lain, Supersemar ditulis di atas kertas berkop Markas Besar Angkatan Darat. Artinya naskah Supersemar tidak disusun oleh Sukarno. 

Gerak Cepat Suharto

Hanya 24 jam setelah terbitnya surat sakti itu, Suharto membubarkan PKI, menangkapi anggota kabinet dan orang-orang tedekat Sukarno. Menurut adik Suharto, Probosutedjo, surat itu tidak secara eksplisit memerintahkan pembubaran PKI. Sebab itu pula Sukarno menerbitkan surat perintah 13 Maret buat menganulir Supersemar. Serupa Supersemar, naskah asli surat perintah itu hingga kini lenyap tanpa bekas

Terbenamnya Sang Putra Fajar

Setelah kekuasaannya dilucuti, Sukarno diasingkan dari kancah politik di Jakarta. Ia dilarang membaca koran atau mendengar radio.

Lihat Juga: Jalan Berdarah Soeharto Menuju Istana Negara

Kunjungan keluarga dan layanan kesehatan dibatasi. Sementara itu Suharto mulai membangun kekuasaan dengan membentuk kabinet dan membujuk parlemen untuk mengesahkan Supersemar dalam TAP MPRS No. IX/MPRS/1966.

Membisu Hingga ke Alam Baka

Supersemar pada akhirnya digunakan oleh Suharto untuk melahirkan rejim orde baru. Hingga kematiannya sang diktatur tidak berniat membuka tabir sejarah gelap tersebut, begitu pula dengan orang-orang terdekatnya.

Berbagai upaya yang dilakukan Arsip Nasional untuk menemukan naskah asli Supersemar terbentur sikap diam pejabat orba. Saat ini semua saksi kunci Supersemar telah meninggal dunia.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline