Sukarno, Fatmawati, Guntur dan Megawati Penumpang Perdana Garuda Indonesia

Penerbangan-Perdana-Garuda-Indonesia.jpg
(INTERNET)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Maskapai Garuda Indonesia Airways terbentuk sehari usai pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda, pada Perundingan Meja Bundar, ditekan di Den Haag, 27  Desember 1949. 

Sehari kemudian, 20 Desember 1949, maskapai Garuda Indonesia Airways melakukan penerbangan perdana dengan mengangkut Presiden Sukarno, istrinya, Fatmawati yang sedang hamil, serta sepasang anaknya ketika itu, Guntur dan Megawati.

Nama Garuda diusulkan oleh Sukarno karena garuda merupakan kendaraan Dewa Wisnu. Maskapai ini merupakan perusahaan patungan Indonesia-Belanda. Alasannya, Indonesia yang masih berusia empat tahun, masih keterbatasan keuangan dan personel mumpuni untuk menjalankan layaknya sebuah pesawat dan maskapai komersil. 

Baca Juga: Bukan Aceh, Kaum Ibu Minanglah Pertama Kali Beli Pesawat Untuk Indonesia

Sejahrawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Asvi Warman Adam menuliskan tentang penerbangan perdana Garuda tersebut dalam bukunya Menguak Misteri Sejarah

"Pesawat Garuda Indonesia Airways digunakan untuk terbang perdana dengan mengangkut Presiden Sukarno beserta keluarganya dari Lapangan Udara Maguwo, Yogyakarta ke Jakarta," tulis laki-laki kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat tersebut. 

Adik kandung Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Riau, Prof Hj Aswarni Adam ini menceritakan, pesawat yang digunakan Garuda itu memasang logo Garuda dan di ekornya dicat merah putih. 



Sejarah Penerbangan Garuda Indonesia Airways

Meskipun sudah terbang perdana, tuturnya, akte pendirian Garuda ternyata baru dibuat sekitar tiga bulan kemudian, 31 Maret 1950 dan empat tahun kemudian, perusahaan patungan Indonesia-Belanda ini dinasionalisasikan oleh Sukarno, 24 Maret 1950. 

Asvi juga menjelaskan, Garuda Indonesia Airways embrionya bukanlah dari Indonesia Airways, seperti selama ini diketahui rakyat. Karena keduanya, menempuh perjalanan sejarah berbeda. 

"Awalnya, cikal bakal Indonesia Airways berasal dari permintaan Presiden Sukarno kepada rakyat Aceh, ketika ia berpidato di Kutaraja (Banda Aceh), 16 Juni 1948," kata Asvi Warman Adam. 

Indonesia Airways merupakan perusahaan Charter Flight berlangsu dari Januari 1949 hingga Agustus 1950. Sedangkan Garuda Indonesia merupakan perusahaan komersil reguler sejak Desember 1949 hingga kini. Indonesia Airways hanya beroperasi di Birma. 

Klik Juga: Wow, Sultan Siak Serahkan 13 Juta Gulden Untuk Modal Indonesia Merdeka

Saat itu, tuturnya, Sukarno meminta rakyat Aceh menyumbang untuk Republik. Dalam waktu singkat, terkumpullah emas seberat 20 kilogram (kg). Emas ini kemudian dijadikan emas dan digunakan untuk membeli pesawat C-47 Dakota yang dioperasikan oleh AURI untuk mengangkut pejabat Republik Indonesia. 

"Sebagai tanda terima kasih kepada rakyat Aceh, pesawat tersebut diberi nama Seulawah, artinya Gunung Emas, sebuah nama gunung di Aceh," jelasnya. 

Tugas pertamanya membawa Wakil Presiden Mohammad Hatta dalam kunjungan kerja ke Sumatera dengan rute Yogya-Jambi-Payakumbuh-Kutaraja-Payakumbuh-Yogya. 



Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline