Kenapa Simbol-simbol Barat Jadi Target Penyerangan?

Tembak-menembak-di-Sarinah.jpg
(REUTERS)

RIAU ONLINE, JAKARTA - Simbol-simbol barat menjadi incaran para pelaku penyerangan di berbagai tempat di dunia, termasuk di Jakarta, Indonesia, Kamis (14/1/2016) siang lalu. 

 

Penyerangan dan peledakan simbol-simbol barat itu diakui oleh Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal (Irjen) Tito Karnavian. Mantan Komandan Densus 88 Mabes Polri ini mengungkapkan, para pelaku teror menyerang kafe Starbucks di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, karena ingin mengincar simbol Barat. (Baca Juga: Perwira Polisi Ini Trauma Usai Tembak-menembak di Sarinah

 

Pasalnya, gerai tersebut berasal dari Amerika Serikat. "Saya kira, ia ingin ambil simbol Barat, Starbucks," ujar Tito di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat. 



 

Mantan Kapolda Papua ini menjelaskan, ia tidak mengetahui apa alasan pasti mengapa pelaku menyerang kedua tempat tersebut. "Yang jelas, Starbucks itu simbol Barat dan polisi yang selama ini memerangi mereka," katanya.

 

Ia menjelaskan, ini dibuktikan dengan adanya pelaku memakai tas ransel melakukan tindakan bom bunuh diri di depan Starbucks.

 

Tito membenarkan, selain Starbucks, para pelaku juga mengincar pos-pos polisi. Dengan alasan itu, pemuncak Akpol 1987 ini mengaku akan memperketat kantor dan pos polisi, tempat-tempat menjadi objek vital, simbol Barat, serta tempat-tempat yang banyak dikunjungi warga asing. (Klik Juga: Inilah Penyebab Aksi Teror Sarinah Gagal Seperti Direncanakan

 

Sementara pengamanan di Ring I sekitar Istana Kepresidenan, ujar Tito, telah diberi pengamanan khusus karena merupakan objek vital. "Ini kejadian di Starbucks, pengamanan tidak ketat, makanya kami minta satpamnya lebih ketat," ujarnya.