RIAU ONLINE, HONOLULU - Anak-anak Indonesia kembali mengukir sejarah yang fenomenal, tak hanya melulu kasus korupsi dan dagelan politik. Kali ini, seorang anak berusia 12 tahun mengguncang penggemar dunia jazz.
Anak berbakat tersebut bernama Joey Alexander, usianya baru 12 tahun. Saat Anda mendengar dan melihat video permainnya, maka akan terhanyut dalam alunan musiknya dan kemahirannya memainkan piano.
Bagi orang-orang telah mempunyai nama besar dalam musik jazz, kemudian pernah bekerja sama dengan Joey, kemudian mendengarkan musiknya, tidak peduli dengan usianya. (Baca Juga: (Video) Tak Tunjukkan Surat Perintah Razia, Pengendara-Kasat Lantas Adu Mulut)
Jason Olaine, yang memproduksi album pertama Joey, My Favorite Things, mengatakan; "Pejamkan mata dan dengarkan Joey.”
Mereka mendengarkan musiknya terkagum-kagum, hingga pianis muda itu menerima dua nominasi Grammy, untuk kategori Best Improvised Jazz Solo dan Best Jazz Instrumental Album. Ia adalah salah satu musisi termuda yang pernah menerima kehormatan itu.
Dari Bali hingga New York
Josiah Alexander Sila dilahirkan di Bali, Indonesia, di mana orangtuanya mempunyai bisnis perjalanan wisata, dan ayahnya bisa sedikit bermain piano dan gitar.
"Saya melihatnya bermain (alat musik tersebut) dan saya jadi ingin bermain, saya ingin mencoba alat musik ini," kata Joey dikutip dari voaindonesia.com.
Ia belajar bermain musik jazz secara otodidak, ketika masih berusia enam tahun dengan mendengarkan koleksi album musik milik ayahnya. (Klik Juga: (Video) Selamat Hari Ibu)
Joey menyebutkan berbagai nama, "Duke Ellington, Billy Strayhorn, Thelonious Monk dan Miles Davis, Coltrane dan Bill Evans. Saya mendengarkan semua musisi-musisi hebat ini," tuturnya.
Keluarga Joey kemudian pindah ke Jakarta, agar Joey bisa bermain musik bersama seniman jazz Indonesia terbaik. Ketika berusia 10 tahun, ia diundang ke New York, Amerika Serikat, untuk bermain di acara Jazz at Lincoln Center. Direktur Program JALC, produser rekaman Jason Olaine, ingat reaksi para musisi yang ada di sana untuk gladi resik ketika Joey memainkan lagu Thelonius Monk.
"Joey memainkan sepotong lagu Round Midnight, dan semua orang menganga, melihat ke arah Joey dan saling bertukar pandang… dan mereka tertawa, dan berkata 'Kita pasti salah dengar.' Ia kemudian mencobanya lagi dengan aransemen sangat berbeda… Kita mengangkat bahu, saling bertukar pandang, menggaruk kepala, dan berpikiran 'oke, saya tidak pernah lihat yang seperti ini sebelumnya.'"
Pianis Indonesia 12 tahun ini mengguncang musisi jazz dunia. Joey Alexander nominasi Grammy Award. Pertama kali dan sejarah.
Dikirim oleh Riau Online pada 30 Desember 2015
Seorang musisi pernah ikut main dalam album perdana Joey mempunyai reaksi serupa. Pemain drum Ulysses Owens, Jr (32), mengatakan, walaupun ada perbedaan usia 20 tahun, ia dan Joey terhubung dalam hal musik sejak awal.
Ia ingat melihat pianis muda itu memainkan Giant Steps, mungkin mengantarkannya meraih piala Grammy Awards, Februari mendatang untuk kategori Best Improvised Jazz Solo.
"Setiap kali kami memainkan Giant Steps, Joey selalu senang memainkan intro, tanpa band lengkap… Dan di salah satu intro kedua atau ketiganya, ia seperti tidak ada di bumi. Saya memperhatikannya, saya melihat dia memejamkan matanya dan saya melihat kepalanya mengangguk-angguk, gerakan khasnya ketika ia mulai seperti 'tidak ada di bumi ini'... dan saya berpikir 'Ini keren sekali,'" katanya sambil tertawa. (Lihat Juga: (Video) Aksi Kocak Oknum Polisi)
"Melihat anak ini, ia melakukan semua petualangan harmonik ini, dan petualangan melodius, dan dia melakukan hal yang keren, dia benar-benar ada di level yang lain, saya berpikir, ini sebuah anugerah, saya melihatnya dan anak ini benar-benar berasal dari planet lain, ini hal yang sangat indah."
Hanya anak kecil yang normal
Ketika Joey tidak bermain musik, pianis muda ini belajar di rumah (homeschooling). Ia suka musik pop, Michael Jackson, Aretha Franklin, dan the Beatles.
"Saya ya saya, seorang anak kecil," ia bersikeras. "Saya main-mainan. Saya olahraga, seperti tenis, berenang...seperti anak kecil pada umumnya, saya nonton teve," tutur Joey.
Orangtua Joey meninggalkan bisnis perjalanan wisata mereka dan akhirnya pindah ke New Jersey, agar Joey bisa memperdalam musiknya. Anak muda berbabakt ini bersyukur atas semua dukungan dan dorongan yang ia terima selama ini. Iia senang menjadi bagian dari kancah musik jazz kota New York, di mana para idolanya merekam album yang ia dengarkan. ... dan di mana ia bisa menjalani mimpinya, bermain musik jazz untuk orang-orang.
"Saya harap mereka bisa merasa gembira karena musik ini sangat menggembirakan dan menyentuh banyak orang. Saya berharap orang-orang juga gembira menjalani hidup mereka dan juga memiliki harapan."
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline