RIAU ONLINE, JAKARTA - Abraham Samad duduk menyilangkan kakinya, di sebuah restoran, di Ciawi, Bogor. Paras mukanya yang sayu menampakkan kondisinya belakangan, penuh dengan tekanan.
Namun, rona wajah pimpinan nonaktif Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini berubah sumringah ketika diajak bercengkerama soal penyanyi pujaan, Virgiawan Listanto alias Iwan Fals. Bait lagu yang penuh kritik sosial dan membangunkan semangat perlawanan menjadi alasan kecintaan Abraham pada Iwan Fals.
"Saya tidak bisa hadir ke konser Iwan Fals. Nanti saya dikira menyebarkan provokasi," ujar Abraham seperti dilansir Minggu (22/11/2015). (BACA JUGA: Soal Bansos Rp 3 M, Panitia Kongres HMI Minta Bantuan Ketua BPK RI)
Kecewa memang, tapi apa daya. Polisi memantau tiap gerak-gerik mantan pimpinan antirasuah ini.
Abraham pun hanya menitipkan sebuah syair untuk Iwan Fals. Ia berharap Iwan Fals mendendangkan sajaknya pada gelaran konser bertajuk "Untukmu Indonesia" di Istora Senayan, Sabtu malam (21/11).
Tiap kata dalam sajak yang dibuatnya sarat makna. Jelas dari liriknya, syair berpesan kepada para punggawa komisi antirasuah untuk tak menciutkan nyalinya melawan koruptor. Para pengeruk duit rakyat haruslah dihadapai dengan muka tegak. Soal Bansos Rp 3 M, Panitia Kongres HMI Minta Bantuan Ketua BPK RI
"Itu artinya jangan takut kalau kita ingin memberantas korupsi, segala ketakutan harus dihilangkan. Ketakutan itu jadi momok kita sendiri. Oleh karena itu, jangan pernah takut," ucapnya.
Ia ingin Iwan Fals mendendangkan pesan tersebut kepada khalayak. Asa tersebut selaras dengan niatan agar tetap menyalakan lilin pemberantasan korupsi.
Abraham sadar dirinya tak lagi memiliki kuasa seperti sedia kala. Ia mafhum betul titahnya dicerabut setelah Kepolisian menetapkan dirinya sebagai tersangka kasus dokumen palsu dan rumah kaca.(Baca Juga: Rusunawa DPRD Riau Tampung Romli Kongres HMI)
Ia diseret dalam kasus tersebut persis setelah komisi antirasuah yang ia pimpin menetapkan petinggi Kepolisian, Komjen Budi Gunawan, sebagai tersangka kasus suap dan gratifikasi.
Dua kasus Abraham tetap bergulir. Sementara kasus Budi mangkrak setelah pengadilan membatalkan penetapan tersangka oleh KPK melalui gugatan praperadilan.
Dengan kondisi demikian, Abraham pun terpantik menyumbang syair dalam konser tersebut. Ia mengaku sajak yang ia goreskan merupakan bentuk perlawanan, seperti yang biasa dilakukan sang pujaan.
"Saya baca sajaknya ya," kata Abraham penuh semangat. Sejurus kemudian, ia membuka catatan syair tersebut di ponsel miliknya dan mulai membaca kata demi kata.
Kalau Takut, Jangan!
Jangan maju kalau tidak siap
Jangan maju kalau ragu
Jangan maju kalau bosan
Jangan maju kalau takut
Negeri memanggil bukan untuk jabatan
Negeri memanggil bukan untuk harapan
Negeri memanggil bukan untuk dikenal
Negeri memanggilmu untuk dikenang
Ratus para pejabat korupsi, hancurkan!
Ratus para politikus korupsi, hancurkan!
Ratus para birokrasi korupsi, hancurkan!
Robohkan tembok koruptor, engkau kan dikenang
Lengserkan ke dalam diri ilusi, engkau kan dikenang
Meski engkau sadar kenangmu berbuah duri
Koruptor memusuhimu
Ruangmu dibatasi
Harga dirimu dihinakan
Ruangmu dirampas
Taman jiwamu dikoyak
Jangan berhenti melawan
Rakyatlah menjadi teman sejatimu
Tetaplah garang, jangan tunjukkan wajah
Tetaplah menerjang, masih ada satu sudut untuk berbuat, berantas korupsi!
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline