Pengendara roda dua dengan memakai masker saat menuruni jembatan Siak III, Rabu (21/10/2015). Asap tebal berwarna kekuning-kuningan ini dengan status berbahaya yang kini dihirup 6 juta rakyat Riau.
(RIAUONLINE.CO.ID/FAKHRURRODZI)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - "Kami merasa hidup seperti negeri di atas awan. Dimana-mana asap putih kekuning-kuningan,". Kata-kata seakan-akan menunjukkan keputusasaan tersebut disampaikan Denny, warga Pekanbaru, Riau, saat bincang-bincang dengan RIAUONLINE.CO.ID, Rabu (21/10/2015).
Perawat di rumah sakit swasta yang juga ibu dari dua anak perempuan itu paham sekali bagaimana keduaanaknya yang duduk di bangku sekolah dasar harus menderita sesak napas, pilek dan pendidikannya terganggu asap. (Baca Juga: Mahasiswa Unri Gelar Sidang Pengadilan Jokowi-JK)
Hidup di atas negeri awan itu perumpaan yang tepat jika melihat data dikeluarkan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Riau hari ini. BMKG merilis jarak pandang Rabu pagi tak sampai 500 meter.
Bahkan di beberapa kota di Riau, lebih parah lagi. Seperti di Kota Dumai, jarak pandang hanya 300 meter dengan kondisi asap, Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu 500 meter dan Kabupaten Pelalawan hanya 200 meter. (Klik Juga: 7 Perusahaan Asing Tersangka Bakar Lahan)
Tidak hanya itu, asap berwarna kekuning-kuningan ini ternyata dihasilkan dari 633 titik api di Pulau Sumatera. Perinciannya, Sumatera Selatan masih teratas dengan 462 titik, disusul Jambi 70, Bangka Belitung 28, Riau 25 titik, Lampung 23 dan Bengkulu 19 titik. Untuk 25 titik api di Riau, perinciannya Meranti 4 titik, Indragiri Hili 13, Indragiri Hulu 8 titik.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline