Lantaran Rupiah dan Kabut Asap, Masyarakat Tak Puas Kinerja Jokowi-JK

RIAU ONLINE, JAKARTA - Masyarakat menyatakan masih tidak puas dengan kinerja pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla selama setahun bekerja. Harga-harga yang melambung tinggi, rupiah melemah dan berlarutnya masalah kabut asap menjadi faktor utama kekecewaan masyarakat.

 

Demikian hasil survei yang digelar Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai KOPI). Juru Bicara Kedai KOPI Hendri Satrio mengatakan, 54,7 persen responden yang tersebar di seluruh Indonesia mengaku tidak puas dengan kinerja pemerintahan. (BACA JUGA: Kisah Sebuah Negeri di Awan (Bagian 1))

 

 

Ada tiga faktor yang membuat publik tidak puas. Pertama, harga bahan pokok yang tinggi sebanyak 35,5 persen, kedua pelemahan nilai tukar rupiah 23,7 persen, dan lambannya penanganan kabut asap 11,8 persen.

 

"Selain ketiga faktor tersebut, ketidakpuasan publik juga dilatar belakangi kenaikan harga bahan bakar minyak dan lapangan pekerjaan yang sulit," kata Hendri dalam diskusi bertema "Setahun Jokowi-JK, Sudah Sampai Mana" di Jakarta, Minggu (18/10/2015).



 

Publik menurut Hendri juga tidak puas pada kinerja menteri yang kurang baik dan biaya kesehatan yang belum terjangkau. (Klik Juga: Ada-ada Saja, Lain Ditanya Lain Dijawab Jokowi

 

Sementara Deputi Kepala Kantor Staf Presiden Eko Sulistyo menilai ketikapuasan publik seperti tergambar dalam survei terjadi karen publik masih melihat hal yang bersifat jangka pendek. Menurutnya diperlukan perspektif secara luas untuk menilai kinerja pemerintah saat ini.

 

Salah satu penyebab kinerja yang belum memuaskan menurutnya adalah investasi, ruang fiskal dan pembangunan infrastruktur, belum tergarap secara serius. Hal inilah yang diperbaiki.

 

"Jadi ini ada satu proses yang mangkrak, lalu dilanjutkan. Dari situ yang ingin dilihat, yang diinginkan pemerintah, yaitu membangun visi berkelanjutan," ujar Eko seperti dikutip dari laman CNNIndonesia.com.

 

Survei tersebut juga menunjukan, ketidakpuasan masyarakat di bidang ekonomi sebanyak 71,9 persen. Sedangkan di bidang politik dan hukum, tingkat persentase ketidakpuasan masyarakat cukup tinggi di angka 50 persen.

 

Adapun jumlah responden dalam survei ini sebanyak 384 responden di seluruh Indonesia, yaitu 52 persen di Pulau Jawa dan 48 persen di luar Pulau Jawa. Metode survei sampel acak sistematis, dengan tingkat margin error kurang lebih 5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline