PRESIDEN Jokmo Widodo saat jalan-jalan ke lokasi bekas terbakarnya lahan gambut, Jumat (9/10/2015), di Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar.
(HUMAS PEMPROV RIAU)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kunjungan kerja sekaligus jalan-jalan Presiden Joko Widodo ke Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, Jumat (9/10/2015) pekan lalu, dianggap hanya sebagai pencitraan politik semata. Tidak ada perubahan baik apapun usai orang nomor satu negeri ini datang berkunjung. (Baca Juga: Soal Asap, Jokowi Bak Kau Berjanji Kau Mengingkari)
"Tak ada gunanya dia (Jokowi) turun ke Rimbo Panjang kemarin itu. Lihat saja tak ada perubahan. Asap dan kebakaran masih saja ada di Sumatera termasuk di Riau. Yang ia lakukan itu hanya sebatas pencitraan saja. Jokowi jangan hanya pencitraan saja kerjanya. Kampanye sudah selesai setahun lalu," kritik tokoh masyarakat Riau, Wan Abubakar, mengenai pola kepemimpinan Joko Widodo dalam sambutannya pada seminar regional yang dilakukan di aula Rektorat UIN Suska Riau, Sabtu (17/10/2015).
Mantan Gubernur Riau itu menilai, blusukan menjadi andalan Jokowi itu tidak ada efek baiknya bagi penyelesaian masalah. Blusukan itu sudah jelas menghabiskan anggaran negara yang besar tanpa manfaat berarti baik bagi masyarakat. (Klik Juga: Ada-ada Saja, Lain Ditanya Lain Dijawab Jokowi)
"Lihat apa benar asap hilang setelah Jokowi turun kemarin. Tidak. Lalu untuk apa ia turun kemarin. Ini saya minta pada Pak Jokowi saya minta tanggung jawab Anda hari ini untuk selesaikan asap ini sesuai dengan janji-janji anda dulu," desak Anggota DPR RI 2009-2014.
Selain itu , Wan meminta pertanggungjawaban dari perusahaan hutan industri dan perkebunan ikut bertanggung jawab atas apa terjadi di Riau dan Jambi serta Sumsel. Alasannya, perusahaan pihak paling bertanggungjawab besar atas terjadinya kebakaran hutan dan lahan dakibat dari kelalaian mereka. (Lihat Juga: Kembali Jokowi Berjanji 2 Pekan Api Padam)
"Perusahaan jangan cuma sekadar kasih obat dan ambulance lalu mengira utangnya sudah lunas dan selesai. Ketika tak ada asap lagi pura-pura lupa. Perusahaanlah punya andil besar terjadinya asap tahunan ini. Maka tanggung jawabnya harus jauh lebih besar dari sekadar obat dan ambulance. Karena sudah berapa banyak kekayaan alam Riau diperas dan dimanfaatkan secara besar-besaran oleh mereka. Maka dari itu tanggung jawabnya tak sekedar diukur dari obat dan ambulance saja," jelasnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline