MENTERI Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukkam), Luhut Binsar Panjaitan, saat berkunjung ke lokasi kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Jumat (9/10/2015).
(STRAIT TIMES)
RIAU ONLINE - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukkam), Luhut Binsar Panjaitan, berang dan meradang kepada Direktur PT Bumi Andalas Permai, perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang memasok kayu untuk Sinar Mas di Indonesia.
Luhut berang dan meradang itu menjadi topik hangat di hari berbahasan Inggris terbit di Singapura, Strait Times. Ketika itu, lulusan Adhi Makayasa 1970 ini baru saja turun dari helikopter yang terbang di atas areal konsesi PT Bumi Andalas Permai, di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Jumat (9/10/2015). (Klik Juga: Ada-ada Saja, Lain Ditanya, Lain Dijawab Jokowi)
"Kami terbang rendah dan saya membuka pintu helikopter. Semua kebakaran saya lihat berada di konsensi milik Anda," kata Luhut dengan suara tinggi dalam pertemuan dihadiri para eksekutif perusahaan.
Di saat bersamaan dengan kunjungan Luhut, di Riau, Presiden Jokowi juga melakukan hal serupa. Bedanya, Jokowi hanya melihat-lihat sekaligus jalan-jalan di bekas gambut yang sudah padam, tak ada lagi api dan asap pekatnya. (Baca Juga: Soal Asap, Jokowi Bak Kau Berjanji Kau Mengingkari)
"Selama hampir 15 menit, kami berada di atas konsesi anda, hampir semua di bawah terbakar. Anda menyalahkan petani lokal. Saya tahu itu, Anda yang membakar hutan," jelas Luhut tanpa tedeng aling-aling.
Saat melihat-lihat dari udara menumpang helikopter, dilansir dari Strait Times, ia melihat ribuan hektare konsesi PT Bumi Andalan Permai terbakar hebat. (Lihat Juga: Produknya Diboikot Singapura, Ini Jawaban Sinar Mas)
"Para tentara dan petugas meninggalkan keluarga mereka di rumah untuk melawan kebakaran di sini karena keserakahan anda. Jika anda ingin memotong biaya, tidak melakukannya dengan cara ini (membakar untuk membuka lahan). Cari cara lain," kata Luhut.
Melihat Luhut berang dan meradang, Direktur Bumi Andalas Permai, Sapto Nurlistyo, mencoba mengelak dan membantah. Ia mengatakan dalam pertemuan dihadiri Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti dan Kepala Militer Mulyono, perusahaan memiliki sistem pencegahan kebakaran di tempat, dengan 160 pompa air dan satu helikopter siap air bom. (Baca: Api tak di Riau, BNPB Fokus Padamkan di Sumsel)
Perusahaan memilki total lahan 192.000 ha konsesi HTI, 108 ribu di antaranya telah ditanam. Selain itu, kanal selebar 8 meter diblokir garis perkebunan untuk membantu mempertahankan kelembaban.
"Kami tidak berharap itu akan berubah buruk seperti ini," ujar Sapto menanggapi Luhut.
Mendengar jawaban Sapto, emosi Luhut bukan menurun. Ia semakin marah. "Anda hanya memiliki satu helikopter dan konsesi Anda lebih dari 100.000 ha. Itu jelas sebanding," kata Luhut. (Lihat: Jokowi Ngantor di Riau Tak Selesaikan Masalah Buat Apa)
Sebelumnya, pada satu kesempatan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya mengungkapkan, berbagai pelanggaran dilakukan perusahaan dalam pencegahan kebakaran.
Siti berjanji, kementerian dipimpinnya akan menindaklanjuti laporan tersebut. Sejumlah perusahaan tidak memiliki cukup tim pengendalaian kebakaran yang dilatih. Perusahaan juga telah gagal mencegah kebakaran dengan menggunakan patroli darat dan harus dipetakan daerah rawan kebarakan dalam konsesi mereka.
"Pada bulan Januari, Februari, Maret, Anda harus melaporkan apa Anda miliki dan apa Anda rencanakan untuk melakukan. Saya akan datang kembali ke sini pada Februari untuk memeriksa," kata Luhut kepada pejabat perusahaan. (Klik: Kembali Jokowi Berjanji 2 Pekan Api Padam)
Strait Times juga menyatakan, setidaknya 1,7 juta hektare lahan perkebunan telah rata akibat kebakaran di Sumatera dan Kalimantan tahun 2015 ini.
Sebagian besar akibat tingkah laku perusahaan-perusahaan yang memilih membakar konsesi mereka sebagai cara termurah dengan menyewa buldoser dan mesin lainnya untuk membersihkan lahan.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline