RIAU ONLINE, PEKANBARU - Aksi damai menginginkan langit Riau tetap biru dengan #RevolusiLangitBiru, rehat sejenak saat azan Salat Zuhur berkumandang dari Masjid di Kantor Wilayah Pajak Riau, Jalan Sudirman, Pekanbaru, Senin (12/10/2015). Semakin siang semakin ramai masyarakat Pekanbaru yang bergabung di aksi Revolusi Langit Biru ini.
"Kawan-kawan, kita rehat sejenak. Azan Salat Zuhur berkumandang," kata Koordinator #RevolusiLangitBiru, kepada peserta aksi damai. (BACA JUGA: Musik dan Puisi Jadi Media Penyampai Pesan Rindu Langit Biru)
Aksi ini merupakan bentuk kejenuhan dan kemuakan warga Riau terhadap asap pembakaran hutan dan lahan yang dilakukan perusahaan atau korporasi.
Sebelumnya, saat Presiden Joko Widodo jalan-jalan melihat bekas kebakaran gambut di Rimbo Panjang, Kampar, Junat (9/10/2015), asap mulai menepis.
Namun, setelah Jokowi balik ke Sumatera Barat, Riau kembali diselimuti asap. Puncaknya, Minggu (11/10/2015) dan hari ini, Senin (12/10/2015), jarak pandang di bawah 1.000 meter. (BACA JUGA: Rakyat Riau Lakukan Revolusi Langit Biru)
Aksi damai #RevolusiLangitBiru semakin siang semakin ramai didatangi warga Pekanbaru. Bagi yang memiliki kemampuan membaca puisi, mereka unjuk kebolehan di ajang tersebut. salah satu puisi yang dibacakan, isinya mempertanyakan kemana wakil rakyat saat asap tebal selama dua bulan ini memyelimuti Riau.
Selain itu, puisi-puisi berisikan kritikan kepada pemerintah, Presiden Jokowi, korporasi serta ketidakmampuan aparat penegak hukum dalam menyeret pelaku pembakar hutan dan lahan menjadi tema yang banyak diangkat massa aksi Revolusi Langit Biru.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline