RIAU ONLINE, JAKARTA - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) merilis kebakaran hutan atau titik terbaru yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hingga saat ini, setidaknya ada 2.127 titik panas yang terpantau oleh LAPAN melalui satelit.
Laporan tersebut diperoleh dari informasi hotspot (titik panas) yang disusun oleh LAPAN, berdasarkan citra satelit Terra, Aqua, dan S-NPP pada 1 hingga 2 Oktober lalu. Titik panas itu terindentifikasi berwarna merah pada gambar yang dirilis LAPAN. (BACA JUGA: 1.340 Titik Panas Sumsel Menambah Pekat Asap Riau)
Dikutip dari situs resmi LAPAN, Senin (5/10/2015), titik panas antara lain terdapat di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Total jumlah titik panas di Indonesia pada 2 Oktober 2015 mencapai 2.127 titik.
Lembaga pemerintah nonkementerian ini menyakini, titik panas yang terungkap melalui citra satelitnya itu memiliki tingkat kepercayaan informasi lebih dari 80 persen. Disebutkan, hasil pemantauan satelit kemudian diolah sebagai bagian dari respon tanggap darurat berbasis data satelit. Dengan adanya data satelit itu, LAPAN berharap dapat membantu berbagai pihak dalam menyusun penanganan bencana. (KLIK: Akibat Kabut Asap, Sekolah di Malaysia Juga Libur)
Badan antariksa ini menjelaskan, kebakaran hutan atau lahan itu mengakibatkan adanya penyebaran asap ke wilayah lain. Sebaran asap tersebut ditunjukkan dengan warna putih yang terlihat dalam gambar citra satelitnya.
Menurut Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh, Rokhis Komarudin, berdasarkan gambar citra satelit itu belum ada tren penurunan jumlah titik panas selama satu bulan terakhir. "Titik panas menyebar di berbagai wilayah Indonesia dan titik panas terbanyak terdapat di wilayah Kalimantan, terutama di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan," kata Rokhis seperti dikutip dari laman Viva.co.id.
Masih berdasarkan citra satelit, beberapa wilayah di Sumatera dan Kalimantan juga masih diselimuti asap akibat kebakaran hutan lahan. Itu terlihat dari tanda berwarna putih transparan pada gambar yang dirilis tersebut.
"Banyaknya titik panas tersebut harus terus diwaspadai karena akan berpengaruh pada meluasnya kebakaran hutan. Apalagi, saat ini Indonesia masih berada dalam musim kemarau. Curah hujan yang lebih sedikit pada musim kemarau ini tentunya akan menyulitkan pemadaman api di lahan atau hutan yang terbakar," tandasnya.