RIAUONLINE, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei memprediksi negara akan mengalami kerugian lebih dari Rp 20 triliun akibat bencana kebakaran hutan dan lahan yang berkepanjangan ini.
Willem mengambil contoh pada 2013 lalu, berdasarkan perhitungan World Bank, kerugian finansial yang dialami Indonesia mencapai Rp 20 triliun. Angka tersebut diakibatkan oleh kebakaran hanya di satu provinsi, yaitu Provinsi Riau.
"Jadi, dengan kejadian di enam provinsi itu lebih dari Rp 20 triliun. Tapi, berapa? Tunggu setelah kita selesai menangani ini, tentunya kita akan melakukan perhitungan itu," terang Willem dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (1/10/2015). (KLIK: Riau Nihil, 160 Titik Panas di Sumatera)
Angka kerugian finansial akibat kebakaran hutan dan lahan belum bisa diperkirakan karena penanganan bencana masih berjalan. Sehingga penghitungan kerugian baru bisa didapatkan setelah semua berhasil diatasi.
Sedangkan bagi BNPB, biaya yang dikeluarkan pada 2015 ini sudah mencapai hampir Rp 500 miliar untuk menangani masalah kebakaran hutan dan lahan. Willem meyakini bahwa pemerintah tidak kewalahan menghadapi situasi bencana kebakaran hutan dan lahan ini. (BACA: Ini Dia 16 Perusahaan Diusut Polda Riau)
Menurut dia, jika memang terkesan kewalahan, hal itu dikarenakan pada masa lalu kebakaran hutan dan lahan hanya terjadi di satu provinsi saja. Sedangkan tahun ini terjadi serentak di enam provinsi sehingga penanganannya berbeda.
"Kalau dikatakan kewalahan tidak. Apakah kita bisa mengendalikan kebakaran, jawabannya jelas bisa. Dan ini bukan personal judgement. Tapi berdasarkan pengamatan yang kita dapatkan dari citra satelit," ucap Willem.