Bung Karno Minta Dikafani Pakai Bendera Muhammadiyah

Bung-Karno-Shalat.jpg
(INTERNET)

RIAUONLINE- Presiden Indonesia I, Ir Soekarno, tak sungkan-sungkan mengakui ia kader sejati Muhammadiyah, organisasi yang didirikan oleh KH Achmad Dahlan, 2012 silam itu. Kini, Muhammadiyah sedang melangsungkan Muktamar, 3-7 Agustus 2015 di Makassar, Sulawesi Selatan. 

 

Lalu, seperti apa kedekatan Soekarno dengan Muhammadiyah? Bung Karno, demikian ia akrab disapa, tercatat menjadi kader Muhammadiyah sejak masa perang kemerdekaan.

 

Pada 1938, Bung Karno, kala itu diasingkan ke Bengkulu oleh kolonial Belanda. Di Bengkulu pula, Bapak Proklamator itu resmi tercatat sebagai guru di lembaga pendidikan Muhammadiyah.

 

(Klik Juga: Bupati Toeloes, Chairil Anwar, dan Pembantaian Ribuan Warga Rengat

 

"Sejak 1938 ketika di Bengkulu, beliau resmi menjadi anggota dan pengurus pendidikan Muhammadiyah. Sejak berkenalan dengan Kiai Dahlan di Rumah HOS Tjokroaminoto di Surabaya, hingga perkembangan Muhammadiyah sesudahnya, Soekarno mengakui ikatan spesial dengan gerakan Islam ini," kata Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir di Universitas Muhammadiyah Malang, tahun lalu, seperti dikutip dari merdeka.com.

 



 

Haedar Nashir menceritakan, pidato Bung Karno pada penutupan Muktamar Muhammadiyah Setengah Abad tahun 1962 di Jakarta, sangat berkesan.

 

Di depan ribuan kader Muhammadiyah, Bung Karno meminta namanya tetap dicatat sebagai kader dan ketika meninggal dikafani bendera Muhammadiyah.

 

"Tatkala umur 15 tahun, saya simpati kepada Kyai Ahmad Dahlan, sehingga mengintil kepadanya, tahun 1938 saya resmi menjadi anggota Muhammadiyah, tahun 1946 saya minta jangan dicoret nama saya dari Muhammadiyah: tahun 1962 ini saya berkata, moga-moga saya diberi umur panjang oleh Allah Subhanahu wa Taala, dan jikalau saya meninggal, supaya saya dikubur dengan membawa nama Muhammadiyah atas kain kafan saja," ujar dia mengutip pidato Bung Karno.

 

Cucu Bung Karno, Puan Maharani, dalam satu seminar di UIN Syarif Hidayatulah Jakarta membenarkan jika kakeknya adalah kader Muhammadiyah. Apalagi, ditegaskannya pemikiran Bung Karno selama hidupnya banyak diwarnai pemikiran Islam.

 

"Ini juga bukti jelas bahwa bara pemikiran Bung Karno tidak lepas dari api pemikiran Islam. Dan ketika beliau wafat, kerandanya diselimuti panji-panji Muhammadiyah, sesuai permintaan Bung Karno sendiri," jelasnya. 

 

(Baca Juga: H Agus Salim: Alhamdulillah, Adik Saya Punya Agama Baru, Katolik

 

Tak mengherankan jika Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin meminta kadernya mempelajari pemikiran Bung Karno. Bahkan, dia meminta mereka untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

 

"Bung Karno adalah tokoh Muhammadiyah. Maka dari semua warga Muhammadiyah, harus mengikuti atau mengamalkan apa yang dikatakan Bung Karno," ujarnya.

 


Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline