RIAU ONLINE, PEKANBARU - Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) remaja di Flying Squad Balai Taman Nasional Tesso Nilo, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau bernama Rinjani dilaporkan mati akibat infeksi pencernaan setelah sempat sakit.
Kepala Balai TNTN Heru Sutmantoro mengungkapkan hasil dari pemeriksaan laboratorium, gajah jinak berusia 8 tahun ini mengalami infeksi pada sistem pencernaan.
“Awalnya tidak ada gejala sakit. Rimbani makan seperti biasa, dengan makanan dari alam, seperti rumput dan buah, serta suplai tambahan untuk gajah," kata Heru, dikutip dari ANTARA, Jumat, 3 Januari 2025.
Heru menjelaskan, Rimbani ditemukan tidak sehat oleh mahout (pawang) yang bertugas mengawasi Rimbani. Dokter hewan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau segera didatangkan untuk memberikan penanganan medis.
Rimbani sempat memperoleh perawatan medis beberapa jam, sebelum akhirnya kondisinya memburuk tanpa memperlihatkan tanda-tanda sebelumnya. Hal ini membuat kepergian Rimbani membuat kaget para mahout.
Setelah kematiannya, proses nekropsi dilakukan untuk mencari tahu penyebab pasti. Sampel organ dikirim ke laboratorium di Bogor, yang akhirnya menunjukkan infeksi saluran pencernaan sebagai penyebab utama.
“Rimbani makan seperti biasa sebelumnya, sehingga awalnya tidak terlihat adanya masalah kesehatan,” kata Heru.
Gajah Rimbani lahir dari induk bernama Lisa pada delapan tahun lalu. Rinjani dikenal sebagai gajah yang jinak dan penuh energi yang keseharian sering diunggah di akun media sosial Balai TNTN.
Kematian Rimbani menjadi duka para petugas konservasi. Pasalnya Gajah Sumatra salah satu spesies yang terancam punah. (ANTARA)