RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pemadaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terus dilakukan oleh Polda Riau bersama TNI, dan masyarakat secara terstruktur, sistematis dan terkontrol menggunakan aplikasi Dashboard Lancang Kuning sepanjang hari Jumat (19/2/2021) hingga pukul 18.00 WIB.
Dari aplikasi diinisiasi Kapolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi tersebut, terpantau 8 hotspot tersebar di tiga kabupaten, antara lain Pelalawan, Indragiri Hilir (Inhil), dan Bengkalis.
Uniknya, walau terpantau 8 hotspot dengan status medium, namun saat dilakukan pengecekan ke lapangan oleh Bhabinkamtibmas, ternyata ada penambahan 3 hotspot ditemukan tak terpantau satelit Tera, Nora, Lapas dan Aqua.
"Saat kita cek ke lapangan, ada tiga hotspot tidak terpantau satelit masing-masing satu hotspot antara lain di Pulau Rupat, Bengkalis, Teluk Meranti (Kabupaten Pelalawan) dan Mempura (Siak)," ungkap Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Riau, Kombes Pol Sunarto, Sabtu (20/2/2021).
Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto mengatakan, 7 hotspot ditemukan tersebut masing-masing 2 di Kuala Kampar (Kabupaten Pelalawan), 2 titik di Gaung dan 1 Kuala Enok di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), dan 2 di Pulau Rupat (Bengkalis). Sedangkan 1 hotspot lainnya tidak ditemukan titik api atau kebakaran di Rengat Barat, Indragiri Hulu (Inhu).
"Hingga Jumat sore, semua hotspot terverifikasi terbakar tersebut sudah berhasil kita padamkan dan dilakukan pendinginan. Menyisakan asap tipis di lokasi," ungkap Kombes Pol Sunarto.
Ia menceritakan, walau api membakar lahan gambut berhasil dipadamkan, namun petugas di lapangan terdiri Polisi, TNI, Damkar perusahaan, BPBD, Satpol PP dan masyarakat menjumpai kendala.
"Kendalan anggita di lapangan, kerap kali angin kencang berubah-ubah sehingga membuat api cepat menyebar, lahan terbakar merupakan gambut, sumber air jauh dari lokasi kebakaran serta cuaca panas terik," jelasnya.
Selain itu, ada satu hotspot terpantau, namun saat dicek ke lapangan tidak ditemukan lahan terbakar. Ternyata, api terekam satelit tersebut berasal dari pelatihan dan simulasi pemadaman api oleh Tim Pemadam Kebakara PT Pertamina RU II Sungai Pakning, Bukit Batu, Bengkalis.