RIAU ONLINE, PEKANBARU - Gubernur Riau, Syamsuar mengatakan, sudah beberapa hari ini, Riau menerima kiriman asap dari provinsi tetangga, Jambi dan Sumatera Selatan.
Syamsuar mengatakan, berdasarkan informasi diperolehnya dari BMKG, arah angin saat ini bergerak dari Selatan, Jambi dan Sumatera Selatan, membawa asap ke utara, Riau.
"Sabtu lalu, data BMKG menjelaskan, Riau itu tinggal 1 titik api. Bandingkan dengan provinsi tetangga, Jambi 86 dan Sumsel 56 titik. Asap dihasilkan kemudian dibawa angin ke utara, di Riau, berputar-putar," jelas Syamsuar, Minggu, 22 September 2019.
Tak hanya itu, tutur Syamsuar, berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Minggu, 22 September 2019, pukul 16.00 WIB, di terdapat 381 titik panas dengan kondisi asap serta kualitas udara masih berbahaya di angka 394.
Sedangkan di Jambi, titik panas tiga kali lipat dari Riau, 1.021, berasap serta kualitas udaranya jauh lebih rendah dibandingkan Riau, 350. Demikian juga terjadi di Sumatera Selatan, ditemukan 1.018 titik panas, berasap serta kualitas udara Sedang di angkat 137.
"Personel Satgas di lapangan berjibaku, bertungkus lumus memadamkan api di lahan terbakar. Namun, tetap saja asap ada, karena arah angin dari Jambi (dan Sumsel), asap dari sana masuk ke Riau," kata Syamsuar.
Seharusnya, tutur Syamsuar, Posko di Jambi dan Sumsel juga harus ditebar garam untuk membuat hujan buatan. "Karena asapnya sampai ke sini," pintanya.
Sementara itu, dari rilis diperoleh, kebakaran hutan dan lahan di Jambi semakin parah. Jumlah titik panas (hotspot) di provinsi tetangga Riau itu meningkat tajam dari 499 menjadi 799.
Kabut asap tersebut sedang menuju Riau karena dibawa angin dari Tenggara-Selatan, atau dari arah Australia, menuju Baratlaut-Utara.
"Kami sedang memantau pergerakan tersebut. Kabut asap dibawa dari Karhutla Jambi dan Sumatera Selatan akan bertumpuk di Riau, karena terjadi perlambatan pergerakan angin akibat pembelokan. Sehingga asap Jambi, Sumsel dan Riau sendiri berkumpul di Riau," kata Kepala BMKG Pekanbaru Sukisno kepada wartawan, Minggu, 22 September 2019,
Ia menjelaskan, jumlah titik panas di Jambi mencapai 799, Sumsel 619, Riau 211, Babel 71, Lampung 43, Kepri 15, Sumbar, Bengkulu 2, dengan total hotspot Sumatera 1769.
Sedangkan hotspot di Riau disebabkan titik panas di Inhil 68, Inhu 45, Pelalawan 36, Rohil 25, Kampar 12, Bengkalis 9, Dumai 6, Kuansing 5, Meranti 5.
Ketika disinggung kapan terjadi perubahan pergerakan angin membawa kabut asap meninggalkan Riau, Sukisno mengatakan, sekitar akhir September atau awal Oktober 2019.
"Akan terjadi perubahan pergerakan pada waktu-waktu itu. Biasanya akan diikuti musim hujan. Kita doakan saja semoga kondisi daerah Riau dan negara kita cepat pulih kembali," kata Sukisno lagi.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kapusdatin BNPB, Agus Wibowo mengatakan, upaya pembuatan hujan buatan dengan menyemai garam di atas awan berpotensi hujan, juga dilakukan di Riau.
Informasi diperoleh BNPB, tuturnya, dua daerah di Riau Bagian Pesisir, Sungai Apit, Kabupaten Siak dan Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis, turun hujan.
"Di Sungai Apit, hujan turun pukul 15.28-15.48 dengan intensitas deras di Kelurahan Sungai Apit, Kecamatan Sungai Apit, Siak. Selain itu, juga turun hujan mulai pukul 15.20-15.35 di Desa Sumber Jaya, Kecamatan Siak Kecil, Bengkalis, intensitas sedang," pungkas Agus.