RIAU ONLINE, SIAK - Naiknya buaya ke darat sejauh 200 meter dari bibir Sungai Siak, di Dusun Suak Siak, Kampung Merempan Hilir, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak, menjadi tontotan warga.
Buaya sepanjang lebih dari 2 meter itu berada di halaman rumah warga. Hewan buas itu diperkirakan naik ke darat Rabu, 4 September 2019, sekitar pukul 07.00 WIB.
Informasi diperoleh pukul 10.00 WIB, buaya tersebut dilakukan penangkapan dan dievakuasi ke tempat lebih aman bagi habitatnya.
"Saya tadi sedang berada di rumah sakit, saya sudah dapat informasi dan kiriman gambar. Saya langsung ke sini," ujar Penghulu Kampung atau Kepala Desa Merempan Hilir, Tengku Mukhlis.
Bukan kali ini buaya Sungai Siak hebohkan bahkan mengancam warga. Pada 20 Juni 2019 silam, di Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, binatang dua alam tersebut memakan korban.
Buaya tersebut memakan seorang nelayan, Wartoyo (37), sedang bekerja di Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak Sri Indrapura, Riau.
Buaya tersebut kemudian dibunuh warga dan ditemukan potongan kaki korban di hewan buas sepanjang 5 meter tersebut. Wartoyo dikabarkan hilang sehari sebelumnya saat merakit kayu untuk dibuat pondok-pondok di ladang, tak jauh dari kanal.
Kawannya, Mh, hanya menemukan celana, baju dan kayu sedang diikat, Selasa malam, pukul 22.30 WIB. Diduga dimakan buaya muara kerap menampakkan diri di sana.
Selang 24 jam kemudian, dugaan itu semakin kuat setelah ditemukan potongan tubuh manusia diduga bagian dari organ tubuh Wartoyo.
Sementara itu, Camat Mempura, Desi Fefianti, membenarkan naiknya buaya itu ke darat. Ia menjelaskan, lebih kurang 1 jam buaya masuk ke kampung itu, datang tim BPBD Siak.
"Ada tim BPBD dan masyarakat berupaya menangkap buaya itu. Alhamdulillah sekarang sudah aman, buaya sudah berhasil ditangkap, dan akan diserahkan ke BBKSDA," katanya.
Desi memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Warga dalam keadaan aman. Ia mengira buaya naik ke pemukiman di saat air sungai lagi surut.
"Saat ini air sungai lagi surut, jadi mungkin karena itu buayanya naik. Tindakan warga sudah pas, mereka tidak membunuh buayanya namun menangkap bersama-sama lalu menunggu BBKSDA. Warga sudah tahu buaya kan tidak boleh ditembak," kata dia.