ANGGOTA Paskibraka Kabupaten Pelalawan 2019 latihan menggunakan masker dibimbing prajurit TNI, Selasa, 30 Juli 2019. Anggota Paskibraka tetap walau asap Karhutla semakin tebal.
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Selain mencatat rekor peningkatan titik panas mengindikasikan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Riau mencapai 126 titik, hari ini, Kamis, 1 Agustus 2019, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru juga merilis jarak pandang di Kabupaten Pelalawan turun hingga 800 meter dibandingkan sehari sebelumnya.
Berdasarkan pencitraan Satelit Terra dan Aqua, Kamis pagi, titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen itu terpusat di Pelalawan mencapai 51 titik.
Akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), BMKG turut menyatakan Pelalawan tengah diselimuti kabut asap tebal. Dengan jarak pandang berkisar 800 meter membuat kualitas udara dengan ibukota Pangkalan Kerinci itu paling buruk sepanjang tahun ini.
Sehari sebelumnya, Rabu, 31 Juli 2019, jarak pandang di Pelalawan mencapai 2.000 meter atau 2 kilometer. Sementara di Pekanbaru, jarak pandang berkisar empat kilometer.
BMKG tidak bersedia menyebutkan terbatasnya jarak pandang karena kabut asap, melainkan hanya menyatakan udara kabur. Selanjutnya Bengkalis 4 titik, Kampar 3, Dumai 3, Rokan Hilir 13, Rokan Hulu 13, Siak 7, Indragiri Hilir 35, Indragiri Hulu 9.
Analis BMKG, Sanya Gautami, mengatakan dari titik panas itu, 82 di antaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Kathula).
Pelalawan masih menjadi wilayah paling parah mengalami kebakaran dengan 39 titik api. "Titik api di Kabupaten Bengkalis 2, Kampar 2, Pelalawan 39, Rokan Hilir 9, Rokan Hulu 1, Siak 3, Indragiri Hilir 16 dan Indragiri Hulu 7," ujarnya.