RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kerja sama bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) antara Indonesia dengan Republik Korea akan melibatkan Universitas Lancang Kuning Riau, dan Universitas Jambi. Demikian salah satu hasil pertemuan bilateral Menteri LHK Siti Nurbaya dengan Menteri Kehutanan Korea (Korea Forest Service/KFS), Kim Jae-Hyun, di sela-sela acara Asia Pacific Forestry Week (APFW) 2019 di Incheon, Republik Korea.
"Dalam pertemuan bilateral Indonesia-Korea disepakati rencana kerjasama antar Universitas di Indonesia yaitu Universitas Lancang Kuning Riau, dan Universitas Jambi, bersama dengan Universitas di Korea. Untuk tindaklanjutnya KLHK akan segera bahas bersama KFS dan Kedubes Korea di Jakarta, secara tekhnis dan rinci," kata Menteri Siti Nurbaya dalam keterangan resmi yang diterima redaksi, kemarin.
Kerja sama ini nantinya akan mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kehutanan, terutama dengan Universitas-universitas yang bergerak di bidang kehutanan. Terlebih lagi beberapa waktu lalu, Unilak telah resmi mendapatkan Hutan Pendidikan dari KLHK.
"Semoga dengan kerjasama ini nantinya akan semakin meningkatkan kualitas pendidikan sektor kehutanan kita khususnya bagi Fahutan. Saya menyandarkan pemahaman tentang pengetahuan hutan Sumatera pada Fahutan Unilak, baik untuk tingkat regional, nasional maupun global," ungkap Menteri Siti.
Selain dengan dunia pendidikan, pertemuan bilateral Indonesia-Korea juga menyepakati pelibatan kalangan milenial, digawangi nantinya oleh para artis K-Pop dan selebritas Tanah Air.
“Dalam diskusi sepanjang hari pada Panel Asia Pasific Forest Comission FAO muncul aspek terkait generasi muda dan hutan. Saya kira ini penting. Di Indonesia beberapa tokoh seni dan musik kita juga cukup menonjol menjadi aktivis lingkungan. Seperti Opie Andaresta, Glenn Fredly, Nicolas Saputra, Nugie, Melanie dan masih banyak lagi," kata Menteri Siti.
Para public figur ini diharapkan nantinya bisa menarik minat generasi muda untuk lebih peduli pada pentingnya menjaga hutan dan lingkungan.
Bentuk kerjasamanya seperti mengadakan festival millenial untuk Hutan, pertukaran generasi muda Korea dan Indonesia terutama terkait dengan aspek pendidikan, budaya dan ilmu pengetahuan untuk menyiapkan pemimpin kehutanan dan lingkungan hidup masa depan.
Menteri KFS Kim Jae-Hyun menyambut baik usulan tersebut dan akan segera menindaklanjutinya dengan Kedutaan Besar Korea di Jakarta. Diharapkan nantinya kerja sama untuk kaum milenial ini akan melibatkan figur publik Indonesia yang selama ini sudah banyak bergelut dengan isu kehutanan dan lingkungan.
Sedangkan pihak Republik Korea akan mendekati bintang-bintang K-Pop yang juga memiliki banyak fans di kedua negara.
Lebih lanjut Menteri LHK menjelaskan bahwa delegasi Indonesia yang datang ke acara APFW ini merupakan delegasi besar yang terdiri dari perwakilan pemerintah, parlemen, swasta, lembaga swadaya masyarakat dan generasi muda.
Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia menganggap acara ini sangat penting bagi pengembangan kehutanan Indonesia dan Asia Pasifik.
Menteri Siti juga mengapresiasi kerja sama yang erat antara Korea Selatan dan Indonesia seperti kerja sama antar taman nasional, pengembangan wood pellet, pengelolaan gambut, dan inisiatif kerja sama baru di bidang pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
Menteri KFS sebagai tuan rumah pertemuan bilateral menyatakan bahwa Republik Korea akan senantiasa mendorong kerja sama bidang kehutanan yang telah lama terjalin dengan Indonesia. Pemerintah Republik Korea juga mengapresiasi langkah-langkah Indonesia dalam mengelola hutan dan kehutanan, terutama sejak kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Taklupa Menteri KFS berterima kasih atas kunjungan Menteri LHK ke Korea dan mengapresiasi terjadinya pertemuan bilateral antar kedua negara. Lebih lanjut Menteri KFS menyatakan bahwa untuk menindaklanjuti pertemuan antara Menteri Luar Negeri Indonesia dan Menteri Luar Negeri Republik Korea baru-baru ini, maka perlu segera ditindak lanjuti dengan proyek pengembangan produk biomasa hutan yang selama ini telah dirintis.
Indonesia mendukung proyek kerja sama dalam pemanfaatan biomasa ini karena ini akan mendorong berkembangnya hutan tanaman, baik berupa hutan rakyat atau pun hutan tanaman rakyat.
Pembicaraan lain dalam pertemuan bilateral tersebut antara lain menyangkut perlunya peningkatan kerja sama perdagangan produk-produk kehutanan dan peningkatan investasi Republik Korea di Indonesia.
Di samping itu juga dibahas peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang dapat dilakukan dalam kerangka kerja sama multilateral dengan FAO.
Peningkatan kerja sama bisnis to bisnis serta kerja sama multilateral dalam kerangka Asian Forest Cooperation Organization (AFOCO) juga dibahas pada pertemuan bilateral tersebut.