RIAU ONLINE, PEKANBARU - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Meranti, meminta bantuan kapal cepat sebagai alat transportasi personel Satgas guna menanggulangi Karhutla di wilayah tersebut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Meranti, Edy Afrizal, mengatakan, wilayah pesisir Riau terdiri dari kepulauan membutuhkan armada kapal cepat memadai untuk transportasi personel, logistik dan peralatan ke lokasi titik api.
Selama ini, keterbatasan armada menjadi masalah membawa pasukan Satgas gabungan TNI, Polri dan BPBD ke lokasi titik api kini terjadi di sejumlah pulau di pesisir Riau.
"Kami mohon kepada BNPB untuk mendengarkan aspirasi kami," kata Edy, Selasa, 5 Maret 2019.
Sejatinya, turturnya, BPBD Meranti telah memiliki satu unit kapal cepat. Namun ukurannya kecil dan tidak sesuai untuk melintasi laut. Jika dipaksakan, itu berpotensi mengancam keselamatan Satgas Karhutla guna menuju lokasi titik api.
Kabupaten Kepulauan Meranti mulai dilanda Karhutla sejak awal Maret 2019 ini. Sebelumnya, titik-titik api bermunculan di Pulau Tebing Tinggi, dan melanda perkebunan sagu masyarakat. Setelah titik api di Tebing Tinggi berhasil diatasi, titik api lainnya bermunculan di Pulau Rangsang, tepatnya Desa Sokop.
Lokasi kebakaran, kata Edy, berada jauh di pedalaman pulau dan hanya bisa diakses melalui jalur laut dengan menggunakan kapal cepat atau speed boat.
"Personel cukup. Peralatan dan angkutan air menuju TKP yang tidak tersedia. BNPB, bantulah kami. Kemarin kita sudah memohon (pengadaan kapal cepat) namun belum direspon," ujarnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan asap yang ditimbulkan akibat Karhutla di Meranti pada Minggu kemarin mencapai Kota Pekanbaru dan menyelimuti ibu kota Provinsi Riau tersebut sepanjang hari.
Namun, kondisi kabut asap masih tipis dengan jarak pandang 8 kilometer. Kabut asap juga belum mengganggung penerbangan di Bandara SSK II Pekanbaru.
BMKG menyatakan jumlah titik api di Riau pada Senin hari ini menurun drastis yang hanya tersisa satu titik di Meranti. Angka itu jauh berkurang dibanding 1 Maret 2019 lalu yang kala itu titik api mencapai 31 titik api di Meranti.