SEORANG pegawai Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau bakar hewan trenggiling yang mati usai digagalkan saat diselundupkan ke Malaysia, Rabu, 25 Oktober 2017, di Kantor BBKSDA Riau.
(RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Mahfud, menyebutkan lima dari 101 hewan trenggiling yang diamankan dari aksi penyelundupan, beberapa di antaranya tidak bisa diselamatkan dan menemui ajalnya.
Hewan dilindungi tersebut berhasil dicegah peredarannya Pangkalan TNI-AL (Lanal), Dumai, Selasa, 24 Oktober 2017. Diduga, hewan-hewan yang diambil sisiknya untuk pengobatan China tersebut, berasal dari Sumatera Selatan dan Jambi.
Sementara Riau hanya dijadikan sebagai perantara sebelum diselundupkan ke negeri jiran, Malaysia.
Baca Juga:
Lanal Dumai Gagalkan Pengiriman Ratusan Ekor Trenggiling Senilai Ratusan Juta Ke Malaysia
Ratusan Trenggiling Tangkapan Lanal Dumai Akan Dilepasliarkan Ke Alam Bebas
"Dari ratusan trenggiling kita terima, hidup itu 96 ekor, mati 4 ekor, ditambah satu anak baru dilahirkan," kata Mahfud, Rabu, 25 Oktober 2017, di BBKSDA Riau, Jalan HR Soebarantas, Pekanbaru.
Pantauan RIAUONLINE.CO.ID, kelima hewan malang tersebut langsung dimusnahkan dengan cara dibakar guna mencegah bakteri ditimbulkan dari bangkai trenggiling tersebut.
Hewan tersebut diletakkan di atas tumpukan kayu kering di belakang gedung BKSDA Riau kemudian langsung dibakar. Usai menerima ratusan trenggiling selundupan tersebut, bagi yang hidup akan dilepasliarkan menuju Suaka Margasatwa (SM) Rimbang Baling, Kabupaten Kampar.
Sebelumnya, Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Laut (TNI AL) mengungkap penyelundupan 101 binatang trenggiling. Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Dumai, Kolonel Laut (E) Yose Aldino mengatakan, operasi tertutup tersebut berawal dari pengakuan masyarakat mengetahui adanya kegiatan penyelundupan hewan dilindungi tersebut.
"Informasi awalnya itu dari masyarakat, akan ada kegiatan pengiriman tenggiling dari Kabupaten Bengkalis menuju Malaysia dengan menggunakan perahu. Kemudian kami lakukan operasi tertutup dengan membagi dua tim. Darat dan laut," kata Danlanal Yose Aldino, Rabu, 25 Oktober 2017.
Tim darat, tuturnya, khusus melaksanakan observasi dan pengembangan informasi di sekitar perairan Bengkalis serta Sungai Siak Kecil, perairan Pakning diduga dijadikan sebagai tempat penyelundupan.
"Sementara tim laut, bergerak dengan menggunakan Patkamla Bengkalis dan Patkamla Combat Boat mengapung diperairan Siak Kecil dan perairan Pakning," katanya tegas.
Klik Juga:
900-An Burung Ilegal Asal Malaysia Dilepasliarkan Di Dumai
Kasihan, Bayi Orangutan Ini Akan Dijual Rp 25 Juta
Benar saja, tim yang turun mengidentifikasi adanya sebuah kapal digunakan mengangkut tenggiling melintas di depan Pasar Baru Pakning.
Dengan cepat, petugas menangkap perahu tersebut di depan perairan Bukit Batu. Usai memberhentikan perahu dicurigai itu, TNI AL menemukan 101 ekor tenggiling dengan total berat 500 yang ditaksir nilainya mencapai ratusan juta Rupiah dimuat dalam mesin Dongpeng 16, Selasa, 24 Oktober 2017.
Untuk transporter dan pemilik kapal pengangkutnya, petugas mengamankan (25 ) dan Beret (22) warga Selat Baru, Sungai Liung, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id