RIAU ONLINE, JAKARTA - Kebakaran di lahan gambut memiliki dampak jauh lebih besar daripada kebakaran di area mineral. Karbon dioksida pada lahan gambut 16 kali lebih banyak daripada mineral. Itulah alasan mengapa kebakaran di area gambut sulit dipadamkan.
"Karbon dioksida pada lahan gambut 16 kali lebih banyak daripada mineral," kata Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Ruandha Agung Sugadirman, Selasa (20/10/2015).
Dampak lainnya, kata Ruandha, pemadaman kebakaran di lahan gambut itu akan membuat asapnya semakin tebal. Sehingga asap di Riau akibat terbakarnya gambut tidak kunjung hilang. (BACA JUGA: Tabrani Rab Turun Aksi Riau Melawan Asap)
Ruandha mengatakan bahan biomasa gambut terlalu kering sehingga api bisa merambat hingga lima kilometer dari titik api awal. "Api akan membakar ke bawah, karena gambutnya kering membakar hingga ke dalam", ujar Ruandha seperti dikutip dari laman Tempo.co.
Menurut data BNPB, penanganan kebakaran hutan di Riau untuk saat ini sudah jauh lebih baik dibanding tahun lalu. Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan asap pekat yang selama ini ada di Riau disebabkan masuknya asap Jambi, Minggu (11/10/2015).
Sutopo menambahkan hingga kini ada 488 titik api di Riau dan angka ini jauh lebih sedikit dibanding tahun lalu. Titik api di Riau paling sedikit dibanding wilayah lain di Sumatera.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline