RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangilei, mengatakan, lembaganya akan melakukan uji coba penggunaan bahan kimia sebanyak 40 tahun.
Bahan kimia sebanyak itu akan digunakan untuk memadamkan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah. (Baca Juga: Jokowi: Dua Pekan Atasi Asap Riau)
"Bahan kimia akan digunakan tersebut dapat menurunkan suhu secara drastis dan memadamkan kebakaran tanpa menimbulkan asap. Apalagi, saat ini kebakaran hutan dan lahan masih terjadi di enam provinsi yaitu Riau (21 titik api), Jambi (105), Sumatera Selatan (571), Kalimantan Barat (508), Kalimantan Tengah (578) dan Kalimantan Selatan (127 titik api)," tutur Willem Rampangilie, saat konferensi pers.
Titik-titik api itu, kata Willem, berada di tempat yang baru. Ini artinya belum pernah dipadamkan sebelumnya dan juga ada di tempat sudah dipadamkan tetapi dibakar kembali. (Klik Juga: Eksploitasi Gambut Sebabkan Riau Merana 18 Tahun)
Kebakaran, jelasnya, banyak terjadi di daerah perbatasan kabupaten dan provinsi. BNPB saat ini sedang melakukan koordinasi dengan TNI untuk menambah pasukan untuk memperkuat upaya pemadaman kebakaran, untuk mencegah kebakaran baru serta mengintesifkan kembali sosialisasi kepada masyarakat.
Saat ini ada sekitar 22.146 aparat telah dikerahkan untuk membantu pemadaman kebakaran ini, termasuk dari TNI dan Kepolisian. Menurut Willem, sekarang ini lembaganya akan mengintensifkan pemadaman melalui darat dan udara. Ini disebabkan karena hujan buatan terkendala oleh faktor cuaca. (Lihat Juga: Digertak Jakarta, Tokoh Riau Lari Terbirit-birit)
"Untuk hujan buatan, yang menjadi kendala buat kita sampai dengan minggu ini terutama untuk Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah awannya tidak cukup untuk disemai," ujarnya.
Indonesia Tolak Bantuan Hercules dari Singapura
Baru-baru ini, Willem menerima delegasi dari Singapura yang kembali ingin menawarkan membantu Indonesia memadamkan kebakaran hutan dan lahan. Singapura menawarkan pesawat Hercules untuk membuat hujan buatan dan penggunaan teknologi informasi guna mendapatkan gambaran secara jelas di lapangan.
Bantuan itu tetap ditolak oleh pemerintah dengan alasan Indonesia masih mampu mengatasinya. Willem mengatakan, meski masih terjadi kebakaran, hal itu disebabkan salah satunya oleh faktor cuaca yang ada. (Baca: Anda Ingin Ajukan Gugatan Class Action? Ini Tempatnya)
Singapura juga menyatakan keberatannya. Akibat asap ini, negara kota itu harus meliburkan sekolah-sekolah. Selain itu juga banyak kegiatan-kegiatan besar yang dibatalkan karena kabut asap ini.
Tetangga Indonesia lainnya, Malaysia mengkritik kebijakan penanganan asap Indonesia. Indonesian dinilai lama dalam mengatasi kabut asap ini. Willem menganggap wajar kritikan negara lain soal asap ini. (Klik: Asap Masuk Rumah, Warga Riau Ramai-ramai Borong Oksigen)
Perlu dipastikan, kata Willem seperti dikutip dari voaindonesia.com, Indonesia akan maksimal dalam menangani kebakaran hutan dan lahan. Penanganan kebakaran hutan dan lahan yang dikoordinasikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menurut kepala BNPB telah berjalan dengan baik.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline