97 Persen Air di Indonesia Tak Bisa Diolah Langsung

air-bersih.jpg
(INTERNET)

 


RIAU ONLINE, JAKARTA - Krisis air di dunia menjadi salah satu masalah yang cukup serius saat ini. Tak jarang banyak negara yang kesulitan mendapatkan air bersih bahkan untuk kebutuhan minum, termasuk Indonesia. Saat ini, 97 persen air di Indonesia tidak bisa diolah secara langsung karena kualitasnya yang kurang baik.

 

Permasalahan mengenai sulitnya mendapatkan air bersih ini sudah menjadi masalah global, yang menurut pakar bioteknologi lingkungan sekaligus pendiri Indonesia Water Institute, Dr. Ir. Firdaus Ali, M.Sc suatu saat akan menjadi suatu barang berharga yang diperebutkan dunia. (BACA JUGA: Kekeringan di Sumatera Lantaran El Nino dan Siklon Tropis)


Untuk kondisi air di Indonesia saja baru 29 persen masyarakat yang dapat mengakses kebutuhan air bersih melalui pipa-pipa air PDAM, padahal target dari pemerintah untuk masalah ini adalah sebesar 60 persen. (BACA: Water Management Perusahaan Gagal Atasi Karhutla)



 

"Diperkirakan kondisi kelangkaan air bersih ini akan semakin diperparah dengan prediksi musim kemarau yang berkepanjangan, serta curah hujan yang menurun. Kondisi ini sendiri disebabkan oleh adanya gejala penyimpangan pada suhu permukaan air laut di lautan Pasifik, atau yang lebih dikenal dengan fenomena El Nino di Indonesia," jelas Firdaus, dalam acara seminar Solusi Air Minum Higienis dan Hemat untuk Keluarga Indonesia, yang diselenggarakan oleh PT Unilever Indonesia, Tbk belum lama ini.

 

Firdaus juga mengungkapkan bahwa, kualitas air minum yang di konsumsi oleh masyarakat Indonesia sendiripun bisa dikatakan sangat mengkhawatirkan. (KLIK: Ini Penjelasan Fenomena Hujan Es di Rohul)

 

Seringkali masyarakat tidak menyadari bahwa air yang mereka konsumsi dapat tercemar, baik oleh bakteri, virus, limbah dan logam berat yang dapat mengancam kesehatan.

 

"Saat ini, 97 persen air di Indonesia tidak bisa diolah secara langsung karena kualitasnya yang kurang baik. Butuh bantuan dari intervensi perkembangan pengetahuan dan teknologi guna mengatasi hal tersebut," tambahnya.