RIAU ONLINE, PEKANBARU – Kebahagiaan Mulyani, warga Riau, menguap bersama asap yang menyelimuti tempat tinggalnya. Sudah dua pekan dia dan seluruh warga Riau dipaksa menghirup udara bercampur kabut asap. (Baca Juga: Tagih Janji Jokowi Blusukan Asap ke Riau)
“Seharusnya saya bahagia karena tiga bulan lalu dinyatakan positif mengandung buah cinta dengan pasangan hidup saya," kata Mulyani. (Klik Juga: Ibu Hamil Ini Ajukan Petisi Khawatirkan Janinnya)
Namun kini Mulyani khawatir janin yang ia kandung nantinya terlahir tak sempurna lantaran dia terus-menerus menghirup kabut asap. (Baca: Asap Sebabkan Kanker Paru-paru dan Kebodohan)
“Kekhawatiran terbesar saya jika kondisi ini terus berlanjut adalah melahirkan anak dengan tubuh yang tidak sempurna dan kemampuan otak yang rendah, karena menurut dokter, anak yang terkena kabut asap akan tumbuh menjadi idiot," kata Mulyani. (Lihat: Beredar Surat Protes kepada Presiden Jokowi di Riau)
Calon ibu itu mengatakan, kabut asap hilang dan timbul hampir setiap tahun di Riau. “Sudah terlalu banyak dampak asap ini terhadap kehidupan kami," kata Mulyani. (Baca: Selamat Jalan Hanum, Gadis Kecil Korban Ganasnya Asap Riau)
Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Itulah yang menimpa Mulyani dan warga Riau. Mereka bahkan sulit untuk pergi dari kepungan asap lantaran penerbangan di bandara setempat tak beroperasi. (Klik: Gubernur Riau Harus Telepon Jokowi Padamkan Api)
Sialnya lagi, penerbangan di wilayah tetangga mereka, Jambi dan Palembang, juga bernasib sama: kerap tak beroperasi. (Lihat: Wali Kota Firdaus tak Bisa Pulang ke Pekanbaru)
Anak-anak di Riau terpaksa diliburkan dari sekolah akibat bencana kabut asap. Suasana sehari-hari jauh dari normal. Rona kegembiraan lenyap dari wajah bocah-bocah. (Baca: Jokowi: Dua Pekan Padamkan Api Riau)
"Mereka tidak saja libur dari kegiatan belajar, tapi juga dari kegiatan bermain,” ujar Mulyani. (Klik: Jokowi Ngantor di Riau tak Selesaikan Masalah buat Apa)
Keluh kesah Mulyani itu ia sampaikan dalam sebuah petisi yang disebar lewat situs Change.org. Hanya dalam waktu kurang dari tiga jam, petisi itu telah ditandatangani oleh lebih dari 80 orang. (Lihat: LBH Pekanbaru: Pemerintahan Jokowi Lamban Tuntaskan Masalah Asap)
Petisi itu ditujukan kepada tiga pihak, yakni Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, Presiden Joko Widodo, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya. (Baca: Warga Riau Minta Bantuan Malaysia Atasi Asap)
Mulyani menuntut penetapan darurat asap di Riau, penetapan bencana kabut asap sebagai bencana nasional, dan penindakan tegas terhadap perusahaan pembakar lahan.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline
Sumber: Liputan6.com