RIAUONLINE, PEKANBARU - Pemerintah Indonesia secara resmi telah memberikan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Restorasi Ekosistem dalam hutan alam (IUPHHK-RE) kepada PT. Alam Bukit Tigapuluh (PT AB30). IUPHHK-RE ini diterbitkan untuk kawasan yang menjadi bagian dari bentang alam Bukit Tigapuluh dan berbatasan dengan Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT).
Melalui PT. Alam Bukit Tigapuluh (PT. AB 30) ini WWF, Frankfurt Zoological Society (FZS), dan The Orangutan Project (TOP) akan mengelola dan melindungi hampir 40.000 hektar hutan di Sumatera Tengah yang berada di wilayah utama deforestasi hingga 60 tahun ke depan.
Operasi PT. AB 30 ini akan berfokus pada upaya restorasi wilayah konsesi yang telah terdeforestasi. Selain itu akan pula dilakukan perlindungan pada sebagian besar wilayah konsesi dan beberapa wilayah akan dikelola bersama komunitas masyarakat adat guna meningkatkan penghidupan mereka.
Terbitnya izin restorasi ekosistem (RE) ini tentunya merupakan pencapaian besar dalam upaya perlindungan flora dan fauna di habitat aslinya. Mengingat, para pegiat konservasi sejak 1995 telah melakukan usaha perluasan wilayah Taman Nasional Bukit Tigapuluh yang mencakup area-area konsesi di sekitarnya.
Bukan hanya itu, Sumatera pun telah mengalami deforestasi besar-besaran sejak 1985, terutama untuk kepentingan perkebunan kelapa sawit dan industri bubur kertas. Hingga 2014, Sumatera telah kehilangan 13,9 juta hektar hutan, dan hanya menyisakan 25 persen wilayah yang sudah terfragmentasi parah.
“Restorasi ekosistem ini merupakan kesempatan nyata bagi kita untuk menyelamatkan hutan Sumatera tersisa. Hutan ini bukan hanya tempat tinggal bagi dua komunitas adat tetapi juga bagi spesies satwa yang terancam punah seperti harimau, gajah, dan orangutan,” ungkap Sunarto, Wildlife and Lanscape Specialist WWF-Indonesia, Rabu (12/8/15).
Menurut Sunarto, Bukit Tigapuluh beserta Kerinci Seblat dan Leuser memiliki nilai penting secara global bagi perlindungan harimau sumatera. “Bukit Tigapuluh bisa terancam dicoret andai kawasan yang berada di luar taman nasional tersebut rusak. Pemberian izin restorasi ini memberi harapan sekaligus tantangan apakah kita mampu mempertahankannya sebagai global priority tiger conservation landscapes tersebut,” ujarnya.
Wilayah penting
Pemerintah Indonesia telah menetapkan Bukit Tigapuluh sebagai satu dari enam wilayah prioritas nasional untuk penyelamatan harimau sumatera. Pada Tiger Summit 2010 di St.Petersburg, Rusia, diungkapkan bahwa sekitar 30 individu harimau berada di wilayah tersebut bersama 120 individu gajah dan 160 orangutan sumatera.
Sebagian besar orangutan yang ada merupakan individu yang berhasil diselamatkan dari perdagangan satwa ilegal. Pelepasliaran ini merupakan bagian dari keberhasilan program pelepasan kembali orangutan sumatera dilakukan oleh FZS, TOP dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Dukungan penyelamatan Bukit Tigapuluh memang telah menggema dalam beberapa tahun terakhir baik dari mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, masyarakat adat, hingga komunitas konservasi global Leonardo DiCaprio Foundation.
“Saya merasa terhormat bahwa Yayasan yang saya dirikan menjadi bagian dari upaya perlindungan Bukit Tigapuluh di masa depan. Bukit Tigapuluh merupakan tempat luar biasa, ketika gajah, orangutan, dan harimau hidup berdampingan dalam habitatnya. Namun, wilayah ini juga merupakan kawasan yang paling terancam kelestariannya. Untuk itu, upaya perlindungan ini merupakan contoh bagaimana organisasi yang peduli lingkungan, pemerintah, dan individu bekerja sama demi masa depan kita bersama,” ujar Leonardo DiCaprio yang juga anggota board WWF US.
Bersama Michelin, perusahaan ban terkemuka asal Perancis, WWF akan mengidentifikasi wilayah perkebunan karet milik perusahaan yang ada di areal hutan tersebut guna perlindungan koridor gajah dan satwa liar lainnnya. Koalisi ini juga akan membantu masyarakat mengembangkan strategi peningkatan pendapatan, melindungi hutan yang kaya karbon, dan menyelamatkan satwa liar di sekitar lanskap Bukit Tigapuluh. Sebagian pendanaan tersebut merupakan dana hibah dari Bank Pembangunan Pemerintah Jerman (Kreditanstalt für Wiederaufbau/KfW) sebesar USD 4 juta.
Restorasi ekosistem merupakan upaya untuk memulihkan kondisi hutan alam sebagaimana sediakala sekaligus meningkatkan fungsi dan nilai hutan baik ekonomis maupun ekologis. Bila selama ini kayu sebagai primadona, melalui RE banyak jenis manfaat yang bisa dimanfaatkan. Mulai dari tanaman biofarmaka (obat) dan bioenergi, penyerap karbon, ekowisata dan ilmu pengetahuan, hingga jasa lingkungan.
Hasil kayunya juga dapat dimanfaatkan bersamaan dengan komoditas hasil hutan bukan kayu (non-timber forest products) seperti madu, rotan, bambu, getah, dan buah-buahan. (Mongabay.co.id)
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline