RIAUONLINE, WASHINGTON - Tahukah Anda pembaca, jika hewan primata, Babon, merupakan kelompok binatang yang demoratis. Ini berdasarkan penelitian yang diterbitkan di Jurnal Science.
“Dalam kelompok babon, ada berbagai tipe individu, mungkin tidak semuanya ingin melakukan satu hal sama di saat sama. Akan tetapi mereka harus mengambil satu suara tentang ke mana tujuan mereka dan kegiatan apa mereka lakukan," kata seorang ahli primata dari Universitas California, Margaret Crofoot.
“Bagi saya, ini pertanyaan yang sangat menarik: bagaimana mereka menegosiasikan keputusan tersebut?”
Crofoot memperhatikan sinyal negosiasi pada kelompok babon saat mereka melewati hutan belantara Kenya. Ia dan timnya memasang kalung GPS pada 25 babon, yang mencatat lokasi mereka tiap detik selama dua minggu. Mereka menerima 20 juta data.
Untuk mengubah data tersebut menjadi gerakan yang ada artinya, mereka mengukur jarak antara dua babon. Perubahan jarak menunjukkan bagaimana para babon itu bergerak sebagai kelompok.
Crofoot mengatakan, mereka kaget kelompok babon itu tidak mengikuti babon jantan yang dominan. Justru, mayoritas yang berkuasa. Babon mengikuti babon atau kelompok babon dengan punya pengikut terbanyak.
“Yang digambarkan oleh penemuan kami adalah, mungkin dalam beberapa situasi, individu-individu yang dominan bisa mendikte pada kelompok apa yang harus mereka lakukan. "Tapi, prosesnya jauh lebih demokratis, egaliter. Semua individu di dalam kelompok punya suara untuk menentukan apa yang terjadi."
Selain mengikuti perintah langsung, seekor babon mencari tahu ke mana ia pergi dengan cara memperhatikan sekelilingnya dan memperhatikan ke mana babon lainnya pergi.
Reaksi mengikuti individu lain dalam pergerakan kelompok bukan hal yang baru dalam kelompok ikan dan burung, tapi para ilmuwan terkejut melihat hal ini pada makhluk seperti babon yang harus menangkis serangan predator dan mencari makan ketika melewati lingkungan mereka.
Ketika babon tidak bisa berkompromi tentang ke mana mereka akan pergi, Crofoot mengatakan, mereka harus berhenti dan memikirkan jalan keluarnya. Hal ini membuang-buang waktu yang seharusnya bisa mereka gunakan untuk merawat diri, bersosialisasi, makan dan bermain, katanya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline
Sumber: voaindonesia.com