Gajah Nela Tewas Misterius di Flying Squad WWF

Gajah-Mati.jpg
(ISTIMEWA)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Kematian gajah jinak bernama Nela, penghuni Flying Squad Gajah yang dikelola WWF Indonesia di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), terkesan ditutup-tutupi oleh lembaga lingkungan hidup dunia itu. Gajah berusia 8 tahun ini ditemukan meninggal pada 17 Mei 2015 lalu. 

 

Informasi yang RIAUONLINE sehari sebelum ditemukan tewas, Nela masih dirawat oleh Mahout atau pelatih gajah. Ketika itu, dari tubuh Nela sama sekali tak terlihat ada tanda-tanda sakit. 

 

"Kami sangat terpukul dan sedih dengan kematian ini dan berharap tim investigasi (khususnya dokter hewan dan labpratorium) dapat mengifentifikasi penyebabnya, agar dapat diantisipasi supaya kejadian serupa dapat dicegah dan dihindari," ujar ekologis WWF Indonesia, Dr Sunart0, Rabu (17/6/2015), saat bincang-bincang dengan RIAUONLINE.CO.ID. 

 



Doktor ahli binatang ini mengatakan, sebab kematian gajah Nela penting untuk diketahui, bukan ditutup-tutupi. Bisa jadi, apa yang dialami Nela ini suatu penyakit yang baru dan bisa saja menimpa gajah-gajah lainnya, seperti menimpa hewan lainnya di dunia. 

 

Gajah Nela lahir dari induk betina bernama Lisa (25), anggota flying squad. Beberapa minggu sebelumnya, tutur Sunarto, gajah tersebut bersama dengan gajah lain juga telah diperiksa dan diamati oleh dokter hewan.

 

"Ketika itu sama sekali tidak ditemukan indikasi sakit atau perlunya perhatian khusus," jelasnya. 

 

Sunarto berharap, uji laboratorium yang dilakukan di Sumatera Barat, lebih cepat keluar dan diketahui apa penyebabnya. Ia mengatakan, ketika itu, dokter mengatakan, gajah tersebut mati diduga akibat herpes. Ini harus ditanggulangin secepatnya, dan jangan diabaikan. 

 

"Penyakit itu (herpes) tidak pernah selama ini. Ada gajah mati karena penyakit tersebut, tapi bukan di sana (TNTN). Saya khawatir kejadian serupa terulang kembali. Mana tahu ada wabah, jika terlambat diatasi bakal menjangkiti gakah lainnya," ujar Sunarto mencemaskan kondisi tersebut.