RIAUONLINE, PEKANBARU - Sektor hulu minyak dan gas (migas) masih menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Tahun 2015, sektor hulu migas ditargetkan menghasilkan produksi minyak 900 ribu barel per hari
Tugas untuk memenuhi target tersebut memang tidak mudah, apalagi cadangan minyak nasional dari tahun ke tahun bukan bertambah, malah kian menurun. Selain isu ketahanan energi yang berkembang di media massa, publik sempat dikejutkan dengan peristiwa tindak pidana di sector minyak dan gas ini.
Karena itu, kata Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Pekanbaru, Fakhrurrodzi, kapasitas dan pemahaman jurnalis terhadap isu-isu Migas dan Ketahanan Energi harus diperkuat agar tidak hanya mencakup isu permukaan saja. Melainkan juga mampu menganalisa secara menyeluruh, sehingga masyarakat memahami serta mendapatkan informasi secara utuh dan berimbang.
“Untuk mendorong lebih banyak artikel mendalam dan sesuai kode etik jurnalistik mengenai isu energi di Indonesia, sangat dibutuhkan peningkatan kapasitas jurnalis terhadap isu tersebut. Hal ini mendasari AJI Pekanbaru bersama PT Chevron Pasific Indonesia menyelenggarakan pelatihan bagi jurnalis di Riau dengan tema ‘Jurnalis Sadar Energi’,” kata Fakhrurrodzi, Rabu (3/6/2015).
Tujuan digelarnya pelatihan berkonsep Journalist Camp ini, ujar Fakhrurrodzi, demi meningkatkan pemahaman peserta terkait ketahanan energi dan isu-isu energi di Indonesia, serta mendorong jurnalis membuat liputan mendalam patuh terhadap kode etik jurnalistik mengenai isu-isu pengelolaan energi fosil.
Ketua Panitia, Winahyu Dwi Utami, mengatakan, Journalist Camp digelar mulai Jumat, 5 Juni 2015 hingga Minggu, 7 Juni 2015 ini diikuti 20 jurnalis Pekanbaru dan Rokan Hilir.
Ia menjelaskan, diutamakan jurnalis telah bekerja minimal 2 tahun, baik di media lokal maupun nasional, dari berbagai flatform yaitu media cetak, online, TV maupun radio.
“Kegiatan ini menerapkan metode workshop dikemas fun dengan model camping selama dua hari. Selain belajar di ruangan, peserta juga akan melakukan field trip ke lokasi produksi minyak PT Chevron,” jelas Utami, panggilan akrabnya.
Workshop ini menghadirkan trainer atau narasumber ahli pada isu energi fosil. Utami mengatakan, pada sesi itu peserta akan membahas berbagai studi kasus isu energi dan pertambangan Migas yang bisa menjadi input pemberitaan media.
“Pengalaman peserta dalam meliput isu terkait, juga akan menjadi bagian dari metode training ini. Diharapkan, program ini dapat memperkaya ide dan kemampuan peserta membangun ide-ide liputannya ke depan,” ujarnya.
Sebagai follow-up pelatihan ini, jelasnya, akan diberikan penghargaan terbuka kepada peserta yang meliput isu energi. Panitia akan menyeleksi karya-karya terbaik untuk mendapatkan hadiah uang tunai/alat pendukung pekerjaan jurnalistik. Mekanisme mengenai penghargaan liputan ini akan dijelaskan saat training berlangsung.