RIAU ONLINE, PEKANBARU – Di tengah kehidupan era yang serba modern, air isi ulang menjadi pilihan praktis bagi banyak orang. Praktis dan ekonomis, air isi ulang menjadi pilihan yang populer. Namun benarkah air isi ulang selalu aman untuk dikonsumsi?
Fakta menunjukkan bahwa 7 dari 10 rumah tangga di Indonesia mengonsumsi air minum dari infrastruktur yang terkontaminasi bakteri E. coli (Escherichia coli) dan hanya 11,9% rumah tangga yang memiliki akses terhadap air yang aman untuk dikonsumsi menurut Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT) yang dilakukan oleh kementerian kesehatan pada tahun 2020.
Air isi ulang yang tidak diolah dengan benar dapat mengandung bakteri E.coli. Bakteri ini dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti diare berdarah, kram perut, mual, dan mutah.
Anak-anak lebih rentan terhadap gejala penyakit akibat bakteri dalam air isi ulang dibandingkan orang dewasa.
Studi menunjukan penemuan, yakni 53 dari 89 depot air minum isi ulang di sejumlah kota di Makassar, Padang, Pekanbaru, Bandung, Tangerang, Bali, Kendari, dan Surabaya, tidak memenuhi standar kesehatan terkait kandungan coliform yang seharusnya 0 per 100 ml sampel. Coliform adalah bakteri penyebab penyakit, salah satunya diare.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43 Tahun 2014 telah mengatur higiene sanitasi depot air minum. Sayangnya, sejumlah depot air minum isi ulang masih belum mematuhi standar tersebut yang dapat berdampak bagi kesehatan tubuh.
Banyak depot air isi ulang hanya melewati proses pengolahan air yang sekedarnya. Proses pengolahan air yang tidak sesuai dengan standar nasional Indonesia (SNI) dapat menyebabkan air isi ulang mengandung kontaminasi kuman atau bakteri berbahaya.
Air isi ulang yang tidak diolah dengan benar dapat mengandung zat berbahaya seperti logam berat, pestisida, dan nitrat. Zat-zat berbahaya ini dapat membahayakan kesehatan dalam jangka panjang.
Maka dari itu penting untuk memilih air isi ulang yang bersih untuk dikonsumsi, pastikan wadah atau gallon bersih dan tidak rusak. Galon yang kotor atau rusak dapat menjadi tempat berkembang biak bakteri. Perhatikan tanggal kadaluarsa galon, galon yang sudah kadaluarsa dapat menjadi tempat berkembang biak bakteri dan melepaskan zat berbahaya.
Usahakan selalu rebus air isi ulang sebelum dikonsumsi. Merebus air pada suhu 100 derajat celcius selama 1 menit dapat membunuh sebagian besar bakteri berbahaya.
Air isi ulang memang jadi pilihan yang praktis dan ekonomis, namun penting untuk memastikan bahwa air tersebut berasal dari sumber yang terpercaya dan diolah dengan benar untuk menghindari risiko kesehatan.