4 Alasan Ini Bikin Gen Z Sulit Menabung

Ilustrasi-menabung.jpg
(Foto: Shutterstock via kumparan)

Laporan: Suci

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Generasi Z (Gen Z) yang dibesarkan dalam era digital dan konsumtif, menghadapi tantangan unik dalam menabung. 

Padahal menabung merupakan fondasi masa depan yang aman dan stabil. Namun, bagi Gen Z menabung menjadi tantangan yang semakin berat.

Di tengah gemerlap dunia digital dan gaya hidup konsumtif yang menuntut mereka untuk terus mengikuti gaya tren dan memenuhi keinginan.

Belanja secara impulsif demi mendapatkan barang-barang yang “in” dapat membuat anggaran pribadi terkuras habis, sehingga menyulitkan Gen Z untuk mengalokasikan uang mereka untuk menabung. Gen Z tumbuh dalam era ekonomi yang tidak stabil, dengan biaya hidup yang terus meningkat, terutama untuk pendidikan, kesehatan, dan tempat tinggal. Hal ini yang juga membuat Gen Z susah untuk menabung.

Namun, perlu dicatat bahwa tidak semua Gen Z terjebak dalam perangkat boros ini. Banyak dari mereka yang lebih bijak dalam mengelola keuangan dan menabung dengan tujuan jangka panjang, seperti halnya investasi. Mereka menggunakan media sosial sebagai sarana positif untuk belajar, berbagi pengalaman keuangan, bahkan menginspirasi sesamanya. 

Ada beberapa alasan mendasar mengapa hal ini bisa terjadi:

1. Tekanan ekonomi dan kondisi finansial 

Gaji yang rendah, banyak Gen Z yang memulai karier dengan gaji yang relatif rendah, sehingga sulit untuk menyisihkan uang untuk menabung.



Ketergantungan finansial, beberapa Gen Z masih bergantung pada orang tua untuk memenuhi kebutuhan, yang membuat mereka kurang termotivasi untuk menabung.

2. Gaya hidup dan budaya konsumtif

Pengaruh media sosial, Gen Z sangat terpengaruh oleh media sosial, yang sering menampilkan gaya hidup yang mewah dan konsumtif. Hal ini yang mendorong mereka untuk mengikuti tren dan membeli barang-barang yang tidak selalu mereka butuhkan hanya untuk mendapatkan validasi dari orang lain.

Kemudahan akses kredit, Gen Z tumbuh dalam era digital dimana akses kredit dan pinjaman online sangat mudah didapatkan. Hal ini yang membuat mereka untuk menggunakan kredit untuk membeli sesuatu yang mereka inginkan, tanpa memikirkan konsekuensi jangka panjangnya.

3. Kurangnya pendidikan dan kesadaran finansial 

Kurangnya literasi keuangan, banyak Gen Z yang kurang memahami konsep mengatur keuangan, seperti, budgeting, menabung, dan investasi. Hal ini membuat mereka sulit mengelola keuangan dengan baik.

Kurangnya bimbingan, beberapa Gen Z tidak mendapatkan bimbingan yang cukup dari orang tua atau mentor tentang pentingnya menabung.

4. Tantangan psikologis

Kecemasan dan ketidakpastian, Gen Z tumbuh di era yang tidak pasti, dengan ancaman perubahan iklim, konflik global, dan resesi ekonomi. Hal ini membuat mereka cemas dan kurang termotivasi untuk menabung untuk masa depan.

Keinginan untuk menikmati hidup, mereka ingin menikmati hidup dan merasakan kebebasan finansial. Mereka merasa bahwa menabung akan membatasi kebebasan mereka untuk melakukan hal-hal yang mereka lakukan.

Ketidakmampuan untuk membangun fondasi finansial yang kuat sejak dini akan berdampak besar dalam kehidupan mereka di masa depan, baik dalam hal mencapai tujuan finansial, menghadapi ketidakpastian ekonomi, maupun membangun kemandirian finansial.