Laporan: Winda Mayma Turnip
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Menjelang matahari terbenam, lampu-lampu berwarna keemasan mulai dinyalakan. Jalan Naga Sakti, Pekanbaru menjadi terang benderang di malam hari.
Cahaya lampu yang terang itu berasal dari untaian pedagang kaki lima (PKL) yang membentuk pusat kuliner di kawasan Stadion utama Riau, Jalan Naga Sakti, Kecamatan Bina Widya, Kota Pekanbaru.
Ya, kini kawasan Stadion Utama Riau telah dikenal sebagai salah satu pusat kuliner terbesar di Kota Pekanbaru. Kawasan ini telah menjadi tempat favorit anak-anak muda bercengkrama, menikmati suasana malam di ruang terbuka, disinari cahaya bulan, dan lampu terang benderang.
Keberadaan penjaja kuliner di kawasan Stadion Utama ini bukanlah baru-baru ini. Stadion Utama Riau sendiri diselesaikan pembangunannya untuk menyambut Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII Tahun 2012.
Setelahnya, entah sejak kapan, perlahan-lahan lokasi ini menjadi pusat kuliner yang ramai dikunjungi, terutama pada malam hari.
Jika melihat ke belakang, berbagai peristiwa sempat mewarnai Jalan Naga Sakti yang dahulu hanyalah jalan lengang nan gelap. Sempat pula ada masa-masa dimana orang-orang berkata takut melintas di Jalan Naga Sakti di malam hari.
Tahun 2013, sekelompok geng motor yang disebut Klewang, menjadi momok menakutkan dan acap kali beraksi di kawasan Stadion Utama Riau, Jalan Naga Sakti.
Sekitar Maret hingga Mei 2013, terjadi lima kejahatan geng motor di kawasan stadion tersebut. Aksi kejahatan berupa penganiayaan, pencurian dengan kekerasan, pembegalan, hingga pemerkosaan.
Pihak kepolisian akhirnya melakukan perburuan untuk menuntas keberadaan para pelaku di Kota Pekanbaru. Jalan Naga Sakti perlahan-lahan menemukan kedamaian.
Lampu-lampu jalan mulai terang benderang di beberapa sisi, meski suasana malam masih sangat sepi. Keadaan ini kemudian justru dimanfaatkan oknum-oknum nakal.
Masih ingatkah dengan keberadaan payung ceper yang terjadi pada 2021? Keberadaan payung ceper ini sempat viral di media sosial karena dituduh menjadi tempat mesum.
Payung-payung itu dipasang serendah mungkin dengan dua kursi, menyembunyikan orang yang duduk di kursi itu dari pandangan orang-orang di sekitarnya.
Pernah juga ada oknum-oknum nakal yang mendirikan saung-saung atau pondok kecil yang digunakan sebagai tempat mesum. Aktivitas ilegal dan asusila ini pun akhirnya berkali-kali ditertibkan aparat keamanan.
Seiring waktu berlalu, Jalan Naga Sakti mulai diminati sebagai lokasi kuliner. Penjaja bakso bakar, aneka jus dan minuman, sate, jagung bakar, pisang krispi, tela-tela dan jajanan umum lainnya, berjejer hampir di sepanjang Jalan Naga Sakti. Baik di sisi kiri maupun kanan.
Para pedagang bahkan rela menggunakan mesin genset agar lokasi kuliner mereka tampak terang dan nyaman.
"Sore sekitar pukul 17.00 WIB, pengunjung sudah mulai rame. Tapi kalau masih panas matahari, mungkin sampai pukul 18.00 WIB. Paling ramai biasanya malam hari, apalagi kalau malam Sabtu atau Minggu," ujar salah seorang pedagang.
Kawasan Stadion Utama Riau kini telah bermetamorfosis menjadi Pusat Kuliner Kota Pekanbaru. Selain itu, kawasan ini juga dikenal sebagai kawasan olahraga, rekreasi, bahkan ada lokasi untuk belajar mengendarai kendaraan roda empat.